Mendagri Serukan Pengusaha Miras Beralih Fungsi Memproduksi Hand Sanitizer

Jum'at, 17 April 2020 | 15:09 WIB
Mendagri Serukan Pengusaha Miras Beralih Fungsi Memproduksi Hand Sanitizer
Mendagri Tito Karnavian. (Dok : Kemendagri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengimbau kepada pengusaha-pengusaha produk minuman beralkohol untuk beralih produksi membuat cairan hand sanitizer sebagai salah satu 'alat perang' yang ampuh untuk mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19.

Tito mengemukakan, daripada membuat minuman 'keras', alangkah baiknya jika pengusaha produk miras bisa melihat keuntungan dari pengalihan produksi tersebut. Dia menjelaskan, permintaan tinggi terhadap produk-produk untuk mencegah penularan Covid-19 justru sedang terjadi saat ini. Salah satunya, alkohol di atas 65 persen yang bisa membuat Covid-19 mati.

"Di Indonesia sebagai negara tropis, banyak pohon nira, banyak pohon kelapa, perusahaan-perusahaan kimia, home industri banyak, tapi tadinya dipakai buat minuman. Dipakai buat arak, buat tuak, cap tikus. Nah ini dialihkan, berhenti minum-minuman itu, alihkan membuat alkohol sanitizer untuk antiseptik," kata Tito dalam siaran langsungnya melalui akun Youtube resmi Kemendagri, Jumat (17/4/2020).

Bukan hanya alkohol, 'alat perang' Covid-19 lainnya juga ternyata diminati bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Hal tersebut bisa terjadi karena pandemi Covid-19 menyerang hampir menyerang 208 negara.

Baca Juga: Dokter: Waspada Hand Sanitizer dengan Kandungan Alkohol Terlalu Tinggi

Dari hasil penelitian komisi kesehatan China, Covid-19 disebut bisa mati oleh ultraviolet, suhu 56 derajat celcius selama 30 menit, disinfektan, sabun dan deterjen penghancur lemak.

Dari 'alat-alat perang' yang disebutkan tadi, Tito menilai kalau Indonesia cukup memiliki bahan dasarnya. Semisal sabun yang dibuat dari minyak kelapa sawit. Di sisi lain, Indonesia adalah produsen nomor satu di dunia untuk minyak kelapa sawit.

Dengan begitu menurut mantan Kapolri RI tersebut Indonesia berpeluang menciptakan alat-alat perang melawan Covid-19. Dari hasil penelitian timnya saja, permintaan untuk alat-alat perang tersebut sangat tinggi di daerah.

"Mereka punya anggaran tapi barangnya kesulitan," ucapnya.

"Ini sebenarnya potensi bisnis yang luar biasa untuk membantu ekonomi kita. Bukan hanya dalam negeri yang demandnya tinggi, tapi seluruh dunia, 208 negara sudah terkena pandemi Covid-19," sambungnya.

Baca Juga: Tenggak Alkohol Murni Untuk Cegah Covid-19, 30 Orang di Turki Tewas

Oleh karena itu, Tito melanjutkan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada industri apapun yang bisa diversifikasi guna membuat alat-alat perang tersebut untuk bisa membantu masyarakat mencegah Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI