Suara.com - Secara mengejutkan, Taiwan mengumumkan tak lagi menemukan kasus corona atau COVID-19 alias nol kasus baru. Setidaknya, kondisi itu sudah berlangsung selama sebulan terakhir.
Seperti dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com--, kabar baik tersebut diutarakan Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung. Dia menyebut ini adalah kali pertama mereka tak lagi mencatat kasus corona di sana.
Dalam konferensi pers yang dinukil Taiwan News, Jumat (17/4/2020), Chen mengatakan, kasus corona terakhir yang dicatat adalah sebulan lalu. Pengumuman ini lantas ditanggapi sorak sorai bahagia warga Taiwan.
Namun, Taiwan hingga kiwari masih memiliki 393 kasus virus corona, enam kematian, dan 124 pasien sembuh.
Baca Juga: Survei SMRC: Rakyat Indonesia Makin Susah, Ekonomi Terpuruk karena Corona
Dari keseluruhan kasus, sebagian besar atau 338 di antaranya merupakan imported case, yakni penularan virus dari warga asing atau warga mereka yang baru datang dari luar negeri.
Sebagian besar kasus corona di Taiwan diimpor dari negara Eropa, sejumlah negara di Asia, dan Amerika Utara.
Rahasia sukses Taiwan
Sementara itu, menurut laporan Anadolu Agency, Taiwan sejauh ini memang belum melakukan penguncian wilayah. Kehidupannya relatif normal dengan sekolah dan bisnis berjalan seperti biasa.
Namun pemerintah telah menyerukan seluruh warga untuk memakai masker saat keluar rumah serta menjalankan protokol pencegahan COVID-19.
Baca Juga: SMRC: 67 Persen Ekonomi Rakyat Memburuk karena Pandemi Corona
Rahasia Taiwan terletak pada tindakan awal pencegahan kala corona muncul pertama kali di China. Mereka melakukan intervensi non-pengobatan atau non-pharmacetical intervention (NPI) pada masyarakatnya.
NPI yang dimaksud adalah contact tracing, isolasi orang yang sakit, karantina, pada orang-orang yang terinfeksi sejak awal, sehingga penyebarannya tidak meluas dan berhasil dikendalikan.
Tegang dengan WHO
Kesiapsiagaan Taiwan menghadapi kasus corona sebenarnya sudah terlihat kala mereka jadi pihak pertama yang memberi informasi ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Rupanya, Taiwan selama ini sudah mengirim peringatan bahaya soal virus corona kepada WHO sejak Desember 2019 lalu.
Tetapi, menurut Taiwan, WHO ketika itu justru mencueki laporan corona mereka dan menganggapnya hanya sebagai angin lalu. Bukan cuma sekadar klaim belaka, Taiwan kemudian memperlihatkan bukti surat elektronik (surel) alias email kepada WHO.
Dalam email itu, Taiwan memperingatkan WHO untuk bersikap dan waspada serta mengambil langkah siaga dengan virus corona, karena memiliki potensi penularan antarmanusia. Demikian disitat Fox News.
Email itu dikirim oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Taiwan kepada WHO tertanggal 31 Desember 2019. Email dikirim usai China menemukan tujuh kasus pneumonia atipikal di Wuhan.
Tetapi kala itu Taiwan belum bisa bereaksi banyak, karena di negaranya belum ditemukan kasus virus tersebut. Atas kelambanan inilah, Taiwan kemudian menuding WHO telah meremehkan tingkat keparahan dan penyebaran virus corona.
Belakangan, atas email Taiwan inilah, WHO disudutkan banyak pihak, termasuk Amerika Serikat di bawah kendali Donald Trump.
Atas laporan Taiwan ini, Trump pun memerintahkan untuk menarik dana kontribusi untuk WHO. Selama ini, Amerika memang tercatat sebagai donator terbesar WHO.