"Secara langsung saya tidak tahu, hanya lewat telepon. Itu ada suara yang kacau seperti ada protes warga," terang Joko.
Meski begitu, kata Joko sejak diberangkatkan dari RSUP dr Kariadi, kendaraan yang membawa jenazah istrinya sudah diberhentikan tiga kali karena ramainya kabar penolakan.
"Dari Semarang sudah 3 kali dihentikan karena ada kabar bahwa ada sekelompok warga tdak ingin jenazah istri saya dimakamkan di situ," imbuhnya.
Ia pun mengaku, sebenarnya pihak RSUP dr Kariadi telah menawarkan tempa pemakaman untuk sang istri. Namun, keluarga memilih untuk memakamkan Nuria di TPU Sirawak, semata-mata supaya lebih dekat bila berziarah.
Baca Juga: STOP PRESS! Tas Mencurigakan di Kawasan HI saat PSBB Jakarta, Gegana Turun
"Kehendak dari kami dan keluarga karena ingin dekat ketika nanti anak-anak ingin menengok, mendoakan ibunya di sana (TPU Sirawak)," ungkapnya.
Namun Joko tak menyangka bila keinginan tersebut justru mendapat penolakan dari warga. Insiden penolakan tersebut hingga kini masih membekas di hati Joko.
"Namun kejadian malah seperti itu, rasanya sampai sekarang pedih," kata Joko, memungkasi.
Untuk diketahui, Nuria Kurniasih meninggal dunia, pada Kamis (9/4). Ia merupakan perawat RSUP dr Kariadi Semarang yang meninggal karena Covid-19.
Proses pemakamannya sempat diwarnai penolakan oleh warga di sekitar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Siwarak, lingkungan Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat.
Baca Juga: Dukun Bunuh 2 Orang Pakai 3 Racun Tikus, Harga per Bungkus Sempat Ditawar
"Jenazah akhirnya diputuskan untuk dimakamkan di tempat pemakaman keluarga Rumah Sakit dr Kariadi, di kompleks TPU Bergota, Semarang, yang terletak di belakang RSUP dr Kariadi," kata Humas Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, Kamis (9/4).