Ya Tuhan! Puluhan Warga Rohingya Tewas Kelaparan di Laut Saat Corona

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 16 April 2020 | 13:58 WIB
Ya Tuhan! Puluhan Warga Rohingya Tewas Kelaparan di Laut Saat Corona
Pengungsi Rohingya di Kamp Pengungsian Kutupalong, Cox Bazar, Bangladesh, Minggu (1/10).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sedikitnya dua puluh warga Rohingya meninggal dunia di atas kapal yang terombang-ambing selama berminggu-minggu setelah gagal mencapai Malaysia, kata petugas penjaga pantai Bangladesh, Kamis (16/4/2020), setelah 382 orang yang kelaparan diselamatkan dari kapal.

Sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan mereka yakin ada lebih banyak kapal yang mengangkut warga Rohingya, kelompok minoritas Muslim dari Myanmar, yang berada di laut, karena karantina wilayah akibat virus corona di Malaysia dan Thailand mempersulit mereka untuk mencari perlindungan.

Penjaga pantai Bangladesh mengatakan kapal itu ditarik ke pantai pada Rabu malam (15/4).

"Mereka berada di laut selama sekitar dua bulan dan kelaparan," salah satu pejabat penjaga pantai kepada Reuters dalam sebuah pesan.

Baca Juga: Tak Ada Jalan Keluar, Pengungsi Rohingya dan Somalia Terjepit Corona

Sebanyak 382 orang yang selamat akan dikirim ke Myanmar, kata pejabat itu.

Rekaman video menunjukkan kerumunan sebagian besar wanita dan anak-anak, beberapa di antaranya tubuhnya setipis tongkat dan tidak mampu berdiri, dibantu ke pantai.

Seorang lelaki kurus berbaring di pasir. Seorang pengungsi mengatakan kepada wartawan bahwa mereka telah kembali dari Malaysia tiga kali.

Rohingya tidak diakui sebagai warga negara Myanmar yang mayoritas beragama Buddha dan mereka mengeluhkan penganiayaan. Namun, Myanmar membantah menganiaya Rohingya dan mengatakan mereka bukan kelompok etnis asli tetapi merupakan pendatang dari Asia Selatan.

Lebih dari satu juta tinggal di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh selatan, mayoritas telah diusir dari rumah mereka di Myanmar setelah penumpasan militer 2017 yang dikatakan tentara sebagai respon terhadap serangan oleh pemberontak Rohingya.

Baca Juga: Di Pengadilan Internasional, Suu Kyi Bantah Tuduhan Genosida Rohingya

Selama bertahun-tahun, warga Rohingya telah menggunakan kapal yang dioperasikan oleh penyelundup dengan harapan menemukan tempat perlindungan di Asia Tenggara. Perjalanan biasanya berlangsung pada musim kemarau, antara November dan Maret, ketika laut tenang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI