Dibawa Mengungsi karena Krisis, Bayi Suku Warao Positif Terjangkit Corona

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 16 April 2020 | 13:28 WIB
Dibawa Mengungsi karena Krisis, Bayi Suku Warao Positif Terjangkit Corona
Warga memakai masker pelindung menyebrang perbatasan antara Kolombia dan Venezuela di jembatan internasional Simon Bolivar, setelah WHO merujuk penyebaran virus korona (COVID-19) sebagai pandemi, di Cucuta, Kolombia, Kamis (12/3/2020). (REUTERS/STRINGER)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bayi berusia dua bulan yang lahir dari pengungsi suku Warao asal Venezuela terbukti positif mengidap virus corona jenis baru atau COVID-19, menurut kantor wali kota di Kota Manaus, Brazil, pada Rabu (15/4/2020).

Sekitar 600 orang Warao, suku dari delta sungai Orinoco, tinggal di pengungsian ibu kota negara bagian Amazon Brazil, Manaus. Mereka mulai berdatangan pada 2018 setelah menyelamatkan diri dari krisis ekonomi di Venezuela.

Pekerja sosial setempat, yang memindahkan para keluarga ke pengungsian baru untuk menghindari kerumunan selama pandemi virus corona, mendapati bayi tersebut kedinginan. Mereka lantas membawa si bayi berserta ibunya ke rumah sakit 12 hari yang lalu. Bayi itu baru diketahui positif virus corona pada Senin.

Para ahli kesehatan dan antropologi memperingatkan bahaya pandemi yang mengurangi 850.000 warga suku Brazil karena mereka tidak memiliki imunitas penyakit eksternal dan tinggal di rumah-rumah komunal, di mana menjaga jarak sosial menjadi hal yang tak mungkin.

Baca Juga: Brasil Gali Ratusan Makam Antisipasi Pandemi Corona

Sejauh ini layanan kesehatan suku Sesai melaporkan tiga kematian akibat virus corona di kalangan warga suku, termasuk remaja 15 tahun, Yanomami, di negara bagian utara Roraima, yang berbatasan dengan Venezuela.

Kantor wali kota Manaus melalui pernyataan mengatakan pihaknya mengaku tidak mengetahui dari mana bayi tersebut tertular. Sementara itu, sang ayah dikarantina dan orang Warao lainnya di pengungsian dalam pengawasan, katanya.

Di salah satu pengungsian, terlihat dari luar pagar oleh fotografer Reuters pada Rabu, pria dari suku Warao sedang bermain voli di ruangan besar dan para keluarga ngobrol berkumpul di area terbuka sambil tidak menggunakan masker.

Manaus, kota berpenduduk 2 juta di jantung hutan hujan Amazon, sangat terpukul akibat epidemi. Jumlah kematian di negara bagian tersebut mencapai dua kali lipat dalam 5 hari menjadi 106 kematian pada Rabu, menurut Kementerian Kesehatan Brazil.

Sistem kesehatan negara bagian Amazon kewalahan akibat epidemi tersebut, dengan seluruh tempat tidur perawatan intensif dan ventilator habis terpakai akibat wabah.

Baca Juga: Bermasalah, Studi Klorokuin untuk Covid-19 Dihentikan Lebih Awal di Brasil

Sumber: Antara/Reuters

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI