Perawat yang Ditolak Jenazahnya, Semasa Hidup Tetap Bekerja Walau Sakit

Kamis, 16 April 2020 | 10:45 WIB
Perawat yang Ditolak Jenazahnya, Semasa Hidup Tetap Bekerja Walau Sakit
Video Suasana Pemakaman Jenazah Perawat yang Sempat Ditolak (Instagram/@portalsemarang)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nuria Kurniasih, perawat RSUP dr Kariadi Semarang yang meninggal karena Covid-19 ternyata menyimpan kisah heroik. Semasa hidupnya, ia masih gigih bekerja meskipun mulai merasakan sakit. Hal tersebut diungkapkan oleh Joko Wibowo, suami Nuria.

Joko menceritakan hal tersebut melalui teleconference dalam acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (15/4/2020) malam.

"Istri saya usia 38 tahun menjadi perawat sejak tahun 2005 hingga ajal menjemputnya. Istri saya adalah perawat yang gigih, bekerja seoptimal mungkin," kata Joko.

Berbicara kepada pembawa acara Najwa Shihab, ia menceritakan, "Dia (Nuria) dirawat di rumah sakit pun dalam kondisi dia masih bekerja".

Baca Juga: Pemberi Jasa Ambulans Rp 15 Juta ke Keluarga ODP Corona di Ciledug: Hoaks

"Saat itu kondisinya sebenarnya sudah panas. Tapi dia memaksakan diri untuk tetap bekerja," imbuh Joko.

Najwa kemudian bertanya, "Pak Joko padahal sempat melarang, sempat bilang tidak usah kerja dulu tapi istri tetap ngotot mau masuk bekerja di rumah sakit, begitu Pak Joko?"

Joko membenarkan hal tersebut. Namun ia juga tidak tahu bagaimana awal mula Nuria tertular virus corona.

Ia menuturkan, "Tanggal 16 (Maret) itu masuk di ruang rawat inap. Keluhan yang utama cuma panas sama pusing. Itu dirawat diruang perawatan biasa empat hari. Kemudian keluhan bertambah jadi sesak".

Lalu pada akhirnya, Nuria dirawat di ruang isolasi karena dokter mencurigai adanya gejala Covid-19.

Baca Juga: Jam Operasional Dibatasi, Banyak Penumpang KRL Terpaksa Bermalam di Stasiun

"Dibawa ke isolasi UGD, kemudian diperiksa, di-swap, foto rontgen dan diambil darah. Istri sudah mulai sesak napas, diberi oksigen. Malam itu juga ditempatkan di ruang isolasi," kata Joko.

Kemudian selang satu hari semalam, Nuria dipindahkan ke ruang ICU. Sehingga sejak di ruang isolasi, Joko sudah tidak bisa menengok istrinya.

Dalam kesempatan itu, Joko juga mengungkapkan rasa kecewa dan sedih ketika jenazah istrinya ditolak warga.

"Saya tentunya sangat kecewa saat itu. Sudah tidak ketemu istri sekian lama, memikirkan kondisinya. Akhirnya istri meninggal, hanya ingin menempatkan posisi di liang lahat saja kok ya susah," ucap Joko.

"Saya rasanya perih. Sudah habis rasanya saat ini. Hanya satu keinginan supaya istri itu cepat mendapatkan tempat namun ada beberapa orang yang menolak, itu rasanya sungguh sakit sekali," ujar Joko sambil mengusap air mata.

Untuk diketahui, Nuria Kurniasih meninggal dunia, pada Kamis (9/4/2020). Ia merupakan perawat RSUP dr Kariadi Semarang yang meninggal karena Covid-19.

Proses pemakamannya sempat diwarnai penolakan oleh warga di sekitar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Siwarak, lingkungan Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat.

"Jenazah akhirnya diputuskan untuk dimakamkan di tempat pemakaman keluarga Rumah Sakit dr Kariadi, di kompleks TPU Bergota, Semarang, yang terletak di belakang RSUP dr Kariadi," kata Humas Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, Kamis (9/4/2020).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI