Akademisi: Kambing Hitamkan WHO, Trump Ingin Tutupi Boroknya Sendiri

Syaiful Rachman Suara.Com
Rabu, 15 April 2020 | 20:52 WIB
Akademisi: Kambing Hitamkan WHO, Trump Ingin Tutupi Boroknya Sendiri
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bicara situasi terkait ketengangan AS dengan Iran di Gedung Putih, Rabu (8/1/2020). (Foto: AFP / Saul Loeb)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah meningkatnya jumlah penderita virus corona di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump kembali membuat keputusan mengejutkan. Rabu (15/4/2020), pemerintahan Trump mengumumkan menghentikan pendanaan bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Langkah tersebut dilakukan Trump karena WHO dinilai tidak netral dan lebih banyak berpihak pada China ihwal berbagai kebijakan.

Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat adalah penyumbang dana terbesar bagi WHO. Yaitu 400 juta dolar per tahun.

Keputusan Trump tersebut sontak membuat banyak pihak bereaksi. Bahkan ada yang menyebut jika keputusan tersebut tidak sesuai konstitusi AS.

Dilansir theguardian, Gedung Putih tidak bisa menghentikan pendanaan institusi internasional yang diamanatkan oleh kongres. Akan tetapi administrasi Trump menemukan cara untuk mengatasi rintangan konstitusional semacam itu, dengan agenda menggagalkan pencairan dana atau penerapan sanksi.

Baca Juga: China Desak Presiden AS Donald Trump Penuhi Kewajiban kepada WHO

Pendanaan tersebut secara resmi bisa dibatalkan dengan mengikuti jalur yang sesuai. Yaitu dengan persetujuan Senat, atau dialihkan ke bidang lain sesuai dengan keputusan kongres.

Meski demikian, akademisi menilai keputusan Trump tidak bijak dan hanya menyusahkan banyak pihak di tengah peperangan kontra virus corona COVID-19.

Bahkan ada yang menilai jika langkah tersebut diambil Trump lantaran dirinya ingin menutupi kesalahannya dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Amerika Serikat.

Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat saat ini tercatat sebagai negara dengan jumlah penderita corona tertinggi di dunia. Menurut data worldometers.info, sebanyak 614,246 warga Amerika terjangkit corona dengan jumlah kematian yang mencapai 26,064 orang.

"Apapun yang terjadi, ini adalah keputusan gegabah dan berbahaya," ujar Alexandra Phelan, asisten profesor Universitas Georgetown fakultas Keamanan dan Ilmu Kesehatan Global.

Baca Juga: Korban Tewas Corona AS Tembus 25 Ribu, Trump Resmi Hentikan Dana untuk WHO

"Keputusan itu sangat aneh dan pastinya merugikan kesehatan publik secara global," kata Gavin Yamey, Direktur Kebijakan Dampak Kesehatan Global Universitas Duke.

"Dia (Trump) hanya ingin menutupi kesalahan yang menjadikan pemerintahannya sebagai pemerintahan terburuk di dunia dalam menangani COVID-19," sambung Yamey.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI