Suara.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengungkapkan pihaknya mengalami kendala dalam menangani pasien Covid-19 di rumah sakit milik Angkatan Darat. Bahkan, kendala ditemukan di rumah sakit rujukan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Menurutnya kondisi operasional harian di RSPAD untuk penanganan Covid-19 sudah mengkhawatirkan. Padahal, secara signifikan bantuan diberikan kepada RSPAD, meski bantuan-bantuan serupa tetap didistribusikan ke 69 RS milik Angkatan Darat.
"Untuk operasional hariannya sebenarnya sudah cukup sangat mengkhawatirkan. Karena memang keterbatasan, walaupun RSPAD ini sejak awal dijadikan satu dari tujuh rumah sakit rujukan, pada awal, sebelum rumah sakit Wisma Atlet diresmikan," ujar Andika dalam rapat virtual dengan Komisi I DPR pada Rabu (15/4/2020).
Menurutnya, RSPAD memiliki beban tersendiri, lantaran menjadi tempat rujukan pasien positif Covid-19 yang membutuhkan penanganan serius dibanding rumah sakit rujukan lainnya. Bahkan, pasien dari RS Wisma Atlet juga dirujuk ke RSPAD.
Baca Juga: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Tak Lagi Dirawat di RSPAD
"Yang saya sampaikan tadi Bu, bahwa hanya untuk operasional harian saja RSPAD sendiri itu tertatih-tatih," ujar Andika kepada Ketua Komisi I Meutya Hafid.
Andika mencontohkan, satu kendala yang saat itu dialami RSPAD yakni mengenai waktu menunggu hasil tes PCR yang saat itu hanya berpusat di Balitbangkes. Sementara, pasien yang sudah dilakukan tes harus dirawat tanpa mengetahui kepastian apakah dia positif Covid-19 atau tidak, sebelum keluar hasil PCR.
"Jadi waktu tunggunya saja kalau VIP sudah harian, apalagi yang bukan VIP itu bisa (hitungan) minggu. Sementara, mereka sudah harus masuk ruangan tanpa bisa kita tahu pasien ini positif atau enggak, dan bisa kita campur atau enggak. Jadi kebingungan itu terjadi hari ke hari," tuturnya.
Beruntung kendala tersebut kemudian dapat diringankan, usai RSPAD mendapat bantuan satu lab untuk tes PCR dari Kementerian Kesehatan. Meski belakangan diketahui alat untuk swab test juga mengalami keterbatasan.
"Jadi pada saat telekonferens kami Senin kemarin, itu hanya tinggal bertahan sampai dengan hari ini untuk test kit swab-nya. Kalau itu gak ada kan nggak bisa, percuma ada lab tapi tidak bisa melakukan swab test. Jadi kita harus merujuk lagi ke lab PCR di Balitbangkes, lama lagi," kata Andika.
Baca Juga: Haru, Penghormatan Terakhir Perawat RSPAD yang Meninggal karena Corona
Mengenai pasokan terbatas alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis baik dokter maupun perawat menjadi kendala yang lain.