Suara.com - Seorang narapidana (napi) yang berasal dari Parepare, Sulawesi Selatan menolak untuk dibebaskan. Ia lebih memilih tetap di rumah tahanan (rutan) karena banyak teman.
Napi yang menjadi warga Rutan Klas II A Samarinda, Kalimantan Timur ini menolak dibebaskan padahal ia mendapat hak untuk bebas dari program asimilasi Kementerian Hukum dan HAM.
Ia pun memiliki alasan tersendiri untuk menolak dibebaskan. Napi tersebut mengaku sudah tidak punya rumah dan sanak saudara.
Di kampung halamannya, ia hanya memiliki seorang anak yang tak bisa bebas ia temui karena corona. Istrinya pun sudah menikah dengan pria lain.
Baca Juga: Eks Napi Teroris Bikin 1.350 Masker Kain untuk Publik Demi Lawan Corona
Sedangkan di rutan, dirinya justru memiliki banyak teman.
"Mending di sini, banyak teman," kata napi tersebut.
Napi bernama Ambo ini sudah menjalani masa tahanan dua tahun enam bulan. Selama itu dirinya mengaku betah di dalam rutan.
Taufiq Hidayat, selaku Kepala Rutan Klas IIA Samarinda mengatakan bahwa total napi yang mendapat asimilasi di tengah wabah corona berjumlah 137 orang, tapi empat napi menolak bebas.
"Empat napi tidak mau keluar karena tak punya tempat tinggal," kata Taufiq, seperti dikutip dari Terkini.id -- Jaringan Suara.com, Rabu (15/04).
Baca Juga: Yasonna Janji Jebloskan Napi Program Asimiliasi yang Berulah ke Sel Tikus
Taufiq menambahkan bahwa penerima asimilasi harus punya keluarga yang jelas, tempat tinggal yang jelas, karena mereka belum bebas, hanya menjalani masa tahanan di rumah karena Covid-19.
Sementara untuk narapidana yang masih berada di rutan akan tetap mendapat asupan makanan sehat dan olahraga rutin supaya terhindar dari penyakit corona.