Pilih Keluyuran dan Remehkan Virus Corona, Wawancara Warga Ini Dikecam

Rabu, 15 April 2020 | 11:59 WIB
Pilih Keluyuran dan Remehkan Virus Corona, Wawancara Warga Ini Dikecam
Pandemi Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah rekaman wawancara warga di Singapura menuai sorotan. Pasalnya, banyak dari orang yang diwawancarai memilih mengindahkan imbauan social distancing dan tetap di rumah.

Seperti diketahui, pada 7 April 2020, Singapura menetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) versi mereka. Penetapan untuk mencegah penyebaran virus corona itu diberlakukan hingga 4 Mei 2020.

Dengan adanya aturan ini, pertemuan publik dilarang. Pun demikian dengan pertemuan di rumah maupun pusat keramaian publik, demikian berdasarkan laman resmi pemerintah Singapura.

Seluruh bisnis yang tidak berkepentingan diminta untuk tutup. Sama seperti PSBB di sejumlah wilayah di Indonesia, pembelajaran di Singapura pun dilakukan di rumah.

Baca Juga: Wali Kota Tanjungpinang Positif Corona, 77 Pejabat Rapid Test COVID-19

Namun, meski pemerintah sudah melarang, masih saja ada warga yang berkeliaran. Mereka mengindahkan aturan PSBB, dan malah cenderung meremehkan penyebaran virus corona.

Sebuah rekaman video wawancara yang diunggah oleh Rice Media pada 6 April memperlihatkan perilaku warga Singapura yang tetap keluyuran meski ada aturan PSBB tersebut.

Ketika diwawancarai, alasan warga bebal tersebut menuai kekecewaan dan kecaman dari warganet. Berikut percakapan yang terjadi selama wawancara seperti dikutip dari World of Buzz, Rabu (15/4/2020):

"Social distancing benar-benar tidak masuk akal," klaim salah seorang yang diwawancara.

"Sekarang kami berada di restoran. Kami juga memesan beberapa minuman, lalu apa bedanya? Di mana-mana ada keramaian, jadi berpikir itu tidak apa-apa," warga lain mengklaim.

Baca Juga: Wow, Sudah Ada 70 Vaksin Virus Corona yang Dikembangkan di Seluruh Dunia

Sementara, sepasang perempuan berusia 20 tahunan tidak mengindahkan betapa seriusnya penyebaran virus tersebut. Mereka tidak peduli dan emoh untuk tetap tinggal di rumah.

"Saya tidak mau bilang bahwa saya sangat percaya diri bahwa saya bisa terkena corona. Tentu saja, pergi ke sini, kami mengambil risiko terinfeksi corona. Tapi, jika saya ingin nongkrong, ya saya ke luar rumah. Saya akan lebih bertanggung jawab secara sosial," ujar salah satu dari mereka.

"Faktanya, saya baru saja traveling 2,5 minggu lalu. Saya baik-baik saja. Orang-orang melakukan social distancing dari saya. Dan sekarang saya di sini, baik-baik saja (tertawa), bebas dari Covid-19."

"Jujur saja, kelompok-kelompok di luar sana bakal menjadi tempat paling aman karena mereka telah didisinfeksi secara menyeluruh. Saya pikir rumah saya mungkin membawa lebih banyak risiko daripada tempat-tempat ini."

Kemudian, teman perempuan itu menambahkan, "Bahkan jika saya pergi dan makanannya dibungkus, Anda juga tidak tahu kan? Jadi, saya akan mengatakan bahwa ini bukan situasi yang bisa kita kendalikan 100 persen. Mengapa tidak mencoba untuk hidup sebaik mungkin dari situasi ini."

"Jika saya terinfeksi corona, saya yakin bahwa sistem perawatan kesehatan kita bakal membantu saya pulih tepat waktu," imbuh perempuan tersebut.

Seorang warga Singapura lainnya berkata, "Selama kita mempraktikkan kebersihan dasar, saya pikir kita baik-baik saja di Singapura."

Tak pelak video ini memicu gelombang besar reaksi dengan banyak mengkritik orang yang diwawancarai. Warganet menyebut mereka egois dan kurang memiliki tanggung jawab sosial.

Bahkan, beberapa warganet menyebut bahwa perilaku mereka membuat pekerjaan kesehatan menjadi lebih sulit. Hmmm jangan ditiru ya gaes.

Catatan dari Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal Virus Corona COVID-19, silakan hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI