Menangis, Pedagang Berjualan saat Corona: Daripada Mati Kelaparan di Rumah

Rabu, 15 April 2020 | 11:47 WIB
Menangis, Pedagang Berjualan saat Corona: Daripada Mati Kelaparan di Rumah
Pedagang pakaian kaki lima, Yernis di ILC tvOne Selasa (14/4/2020) (Screenshot Youtube Indonesia Lawyers Club)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pedagang pakaian kaki lima, Yernis menangis di hadapan pembawa acara Indonesia Lawyers Club
Karni Ilyas saat menceritakan kisahnya, pada Selasa (14/4/2020) malam.

Sosok Yernis viral setelah videonya mengeluh di hadapan petugas Satpol PP beredar. Ia dianggap melanggar peraturan pemerintah terkait larangan pedagang pasar malam berjualan saat wabah virus corona Covid-19.

Sambil menahan tangis, Yernis mengeluh, "Udah sepuluh hari saya di rumah. Namanya saya punya kebutuhan banyak. Anak masih kecil-kecil, Pak. Kami masih butuh biaya, harus nyetor rumah juga."

Yernis memutuskan berjualan meskipun di tengah wabah corona dan telah ada larangan dari pemerintah demi menyambung hidup.

Baca Juga: Curhat Dokter MotoGP Bantu Tangani Covid-19 di Italia: Ada Secercah Harapan

"Saya enggak ada lagi pegangan. Daripada kita mati kelaparan dalam rumah begini. Kita nekat jualan ke luar, Pak," ucap ibu empat anak itu sambil membasuh air mata.

Ia juga mengeluh biaya kredit rumahnya tidak ada penundaan pembayaran sebagaimana dijanjikan oleh Presiden Jokowi.

"Rumah katanya ditangguhkan pembayarannya. Itu enggak ada, Pak," kata Yernis kepada pembawa acara Karni Ilyas.

Ia menjelaskan bahwa dirinya mengambil kredit rumah di Bank BTN agar memiliki tempat tinggal.

Wanita yang berjualan di pasar malam ini mengaku tidak ada bantuan sama sekali yang datang untuk keluarganya saat itu.

Baca Juga: Honda Ajukan Paten Desain Baru, Adopsi Suspensi Gold Wing?

"Saya pikir begini, kita dalam rumah mati sekeluarga, keluar juga kita mati. Daripada mati sia-sia mending saya mati berjuang demi anak-anak saya," ujar Yernis.

Kepada Karni Ilyas, Yernis mengaku memang sekarang sudah mendapat bantuan sembako dari Camat. Namun ia masih tidak diperbolehkan untuk berjualan.

Wanita ini mengatakan bahwa nasib teman-teman sesama pedagang juga sama seperti dirinya. Tidak dapat berjualan dan menganggur.

"Ya sama kayak saya juga, nganggur semua kami di rumah," katanya.

Mendengar cerita dari Yernis, para pembicara yang hadir seperti Tenagah Ahli Utama KSP Dany Amrul Ichsan hanya diam dan sesekali mengangguk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI