Ramy Saad mendirikan "Salat al-Ghaib", untuk medoakan korban tanpa harus datang ke pemakaman, setelah melihat sebuah foto yang mengambarkan beberapa orang sedang berdoa di depan peti mati di pinggir jalan.
Biasanya, banyak orang akan ambil bagian dalam doa seperti itu.
"Itu adalah adegan yang sangat menyedihkan. Jadi, saya memutuskan untuk melakukan sesuatu tentang itu," kata Ramy, seorang pengusaha berusia 30 tahun.
Grup Facebook yang dibuat pada 24 Maret telah menarik lebih dari 4.000 pengikut hanya dalam 10 hari.
Baca Juga: Kematian Pasien Positif Corona di Jawa Timur Melonjak Jadi 41 Orang
Aya berkata bahwa kelompok-kelompok dunia maya itu muncul dengan tujuan agar banyak orang mendoakan para korban meninggal, tapi yang terjadi menjadi lebih dari itu.
"Saya menerima banyak pesan belasungkawa dari orang-orang yang saya tidak tahu. Mereka membaca tentang kematian ibu saya di Facebook ... seorang teman kelas empat bahkan menyampaikan belasungkawa darinya dan ibunya. Awalnya saya tidak mengingatnya."
Dukungan ini, kata Aya, telah membantunya untuk mengatasi kesedihan.
"Cobaan ini membuat ibuku martir. Tapi peristiwa ini juga membuatku sadar akan kekuatan yang ada di dalam diriku. Jika Ibu mati dalam keadaan normal, aku akan benar-benar runtuh," ujarnya memungkasi.
Baca Juga: Videonya Viral: Pasien Corona Tolak Diperiksa, Ngamuk dan Usir Tenaga Medis