Kisah Keluarga Korban Corona: Saya Kehilangan Ibu pada Hari Ibu

Dany Garjito Suara.Com
Selasa, 14 April 2020 | 17:37 WIB
Kisah Keluarga Korban Corona: Saya Kehilangan Ibu pada Hari Ibu
Ilustrasi pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni membungkusnya menggunakan plastik. (FOTO ANTARA/Dok)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ayahnya telah pulih dan kembali ke rumah akhir pekan lalu.

Meskipun Aya dan saudara laki-lakinya tidak positif Covid-19, namun mereka harus tetap menjalani isolasi.

"Sebagai keluarga, kami bahkan tidak bisa dekat dan menguatkan satu sama lain."

Grup WhatsApp dan Facebook dibuat untuk mendoakan korban meninggal

Baca Juga: Kematian Pasien Positif Corona di Jawa Timur Melonjak Jadi 41 Orang

Ilustrasi berdoa, shalat, ibadah. [Shutterstock]
Ilustrasi berdoa, shalat, ibadah. [Shutterstock]

Rama Sameeh (31), seorang insinyur membuat grup WhatsApp untuk menyebarkan nama-nama korban yang meninggal sehingga orang-orang dapat berdoa untuk para korban.

Rama Sameeh mengumpulkan nama-nama para korban dari media sosial. Rana juga mendapatkan nama dari para keluarga korban yang meminta didoakan.

"Masjid ditutup, tapi korban tidak berhenti. Doa pemakaman sangat penting bagi kami," kata Rana.

Ada lebih dari satu Hadis (ucapan Nabi Muhammad) yang mengatakan tentang pentingnya partisipasi banyak orang dalam doa pemakaman.

Grup WhatsApp itu dibuat pada 24 Maret dan dalam beberapa hari anggota grup telah maksimal yaitu 256 orang.

Baca Juga: Videonya Viral: Pasien Corona Tolak Diperiksa, Ngamuk dan Usir Tenaga Medis

Grup serupa juga dibuat di Facebook.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI