Jual Beli Satwa Liar Indonesia Turun Drastis, Apa Tak Tutup Saja Sekalian?

Selasa, 14 April 2020 | 13:52 WIB
Jual Beli Satwa Liar Indonesia Turun Drastis, Apa Tak Tutup Saja Sekalian?
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mengungkap jaringan perdagangan satwa dilindungi di Jakarta, Rabu (18/11).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski pandemi corona cukup membuat khawatir, namun para aktivis satwa bisa sedikit bernapas laga. Pasalnya, pasar satwa yang memperjual-belikan hewan liar kini sepi total akibat wabah.

Menyadur dari SCMP, organisasi seperti Change for Animal Foundation, Flight, Jakarta Animal Aid Network, dan Animals Asia pernah mendesak pemerintah Indonesia untuk melarang perdagangan komersial satwa liar. Terutama perdagangan burung dan mamalia untuk konsumsi manusia.

Selain itu, organisasi tersebut juga pernah meminta agar pemerintah Indonesia untuk menutup semua pasar untuk mengurangi kemungkinan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.

Hingga saat ini, tuntutan tersebut belum dipenuhi oleh pemerintah.

Namun, entah harus berterima kasih atau harus bersimpati, penyebaran wabah virus corona membuat perdagangan hewan liar ini melambat dengan sendirinya.

Sebuah pasar hewan di Bali menjual segala macam hewan mulai dari kelelawar, monyet, burung, ular, sampai ikan. Biasanya, pasar ini ramai dengan wisatawan domestik dan asing di akhir pekan.

Bahkan, pemerintah setempat pernah mempromosikan pasar ini sebagai daya tarik pengunjung.

Namun, Sabtu lalu (11/4/2020) pasar ini terlihat sepi. Pembatasan sosial turut membuat aktivitas di pasar ini menurun drastis.

Seorang pengunjung Kadek Alit mengatakan kepada SCMP, "Di akhir pekan biasanya ramai di sini, tapi sekarang sangat sepi".

Baca Juga: Profil Andi Taufan Garuda Putra, Stafsus Jokowi yang Surati Camat

Dinamika ekonomi di Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata. Tapi sejak wabah corona melanda, sektor pariwisata terguncang.

Pemerintah Indonesia menghentikan kebijakan bebas visa bagi warga asing selama satu bulan sejak pertengahan Maret lalu.

Akibatnya, banyak hotel di Bali sekarang tutup dan memberhentikan karyawan. Selain itu tempat wisata pun ditutup.

"Untuk beberapa waktu sekarang, belum ada turis asing yang datang ke pasar," kata Sri Wahyuni, seorang pedagang burung di Pasar Satria.

Ia mengatakan, biasanya pasar adalah tujuan favorit bagi pengunjung lokal dan asing.

Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mengungkap jaringan perdagangan satwa dilindungi di Jakarta, Rabu (18/11).
Jaringan perdagangan satwa dilindungi di Jakarta, Rabu (18/11).

Ahli konservasi dari Flight, Marison Guciano mengatakan telah melihat perdagangan spesies langka di Indonesia yang biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perdagangan hewan liar yang dilakukan secara terbuka.

Seekor trenggiling biasanya dijual sebagai obat tradisional di China dan Vietnam. Padahal klaim tentang obat dari trenggiling ini belum terbukti secara ilmiah.

Pemerintah Indonesia pun mengakui jika trenggiling merupakan hewan liar yang paling banyak diperdagangkan di dunia.

Yang mengejutkan, hampir semua daerah di Indonesia memiliki pasar yang mirip dengan pasar basah di Wuhan, China yang dianggap sebagai asal di mana infeksi covid-19 terjadi pertama kali.

Pada bulan Februari, China mengumumkan larangan nasional perdagangan, konsumsi, dan transportasi hewan liar.

Meski pemerintah Indonesia belum mengikuti jejak China dalam melarang perdagangan hewan ini, namun beberapa pemerintah daerah telah mengambil langkah untuk menahan penularan virus di pasar hewan.

Di Solo Jawa Tengah, ratusan kelelawar dibius dan dibakar. Di Yogyakarta, pasar hewan Pasty mengambil langkah ekstra dengan meningkatkan kebersihan.

"Kami membersihkan kandang dan lingkungan pasar dulu, lalu menyemprotkan disinfektan dua kali seminggu," kata Woro Sudarini, manajer pasar Pasty.

Pasar basah di Tomohon Sulawesi Utara yang biasa menjual-belikan kelelawar, ular, dan anjing untuk dikonsumsi ini pun mengambil langkah denganmendorong vendor untuk beralih ke penjualan ayam dan daging sapi.

Selain itu, pasar ini juga melakukan penyemprotan disinfektan setiap harinya dan menerapkan pembatasan jam buka menjadi setengah hari.

Pos penjagaan pun disiapkan untuk mencegah masuknya kelelawar dan daging ular dari luar Sulawesi Utara.

Aktivis Flight Guciano mengatakan, "Wabah virus corona adalah pengingat bagi kita semua untuk tidak berdagang hewan liar, dan sebaliknya membiarkan mereka hidup di habitat alami mereka".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI