Suara.com - Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah turut berkomentar mengenai penyediaan taman makam pahlawan bagi tenaga kesehatan.
Febri mempertanyakan kepatutan penyampaian informasi tentang pemakaman untuk tenaga kesehatan oleh Gubernut Jawa Tengah Ganjar Pranowo di tengah pandemi.
"Tentang makam dan covid-19, kita paham kematian adalah proses logis semua yang hidup. Tapi apakah tepat disampaikan sekarang & apa patut? Di sini timing jadi salah satu kunci dalam komunikasi publik," sebut Febri dalam keterangannya melalui Twitter, Senin (13/4/2020).
Ia menyebutkan, bukan hanya Gubernur Jawa Tengah, pemerintah Aceh juga pernah menyampaikan pada bulan Maret lalu akan menyiapkan makam khusus untuk covid-19.
Baca Juga: Sarwendah: Ruben Onsu Tertekan Hingga Terserang Panik Jika Bahas Corona
Febri yang kini menjabat sebagak Kepala Biro Humas KPK menilai pemerintah Aceh dan Gubernur Ganjar memiliki niat baik dengan membangun taman makam pahlawan.
Terlebih ketika sejumlah jenazah pasien covid-19 mengalami penolakan dari masyarakat tertentu.
Namun, Ia juga mengingatkan bahwa pola pikir masyarakat di tengah pandemi ini adalah dengan bertahan hidup, bukan bersiap mati.
"Tapi kita tahu, bicara pandemi corona, preferensi kita adalah bertahan hidup. Bukan menyiapkan makam yang sebagis-bagusnya. Meskipun memang kebijkan itu tetap perlu disusun," imbuh Febri.
Febri pun memberikan penjelasan mengenai bagaimana seharunya berbicara di depan publik oleh pejabat atau pemerintah.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Pemerintah Gratiskan Akses Internet karena Corona?
"Dari aspek komunikasi publik, ini yang disebut: Info yang disampaikan harus benar tapi tak semua kebenaran harus disampaikan seketika," jelas pria berkacamata ini.
Perseteruan antara Gubernur Ganjar dan seorang dokter Berlian Idris mengenai pengadaan makam bagi tenaga kesehatan pun menurut Febri tak perlu dilanjutkan.
Sebelumnya, Seorang dokter menyayangkan wacana Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang akan menyiapkan Taman Makam Pahlawan bagi tenaga kesehatan yang gugur akibat corona.
"Ini sungguh menyakitkan. Kami ingin selamat Pak Ganjar, tidak ada yang ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan," tulis dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ini, Minggu (12/4/2020).
Dokter Bili, begitu sapaan akrab dokter ini, berpendapat agar pemerintah lebih baik melakukan perlindungan secara maksimal terlebih dahulu daripada menyiapkan makam.
"Tolong lindungi tenaga kesehatan secara maksimal, jangan dulu bicarakan di mana kami akan dimakamkan," imbuh dokter Bili.