Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menyiapkan kebijakan dan strategi mitigasi kekeringan tahun2020. Untuk mengantisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau saat ini, Kementan mendukung petani membuat sumur bor dan bantuan mesin pompa air untuk pompanisasi, dan pipanisasi untuk memenuhi kebutuhan air di lahan pertaniannya.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, strategi ini terbukti berdampak besar pada peningkatan produksi pangan.
"Contoh paling nyata dukungan Kementan untuk petani saat ini adalah pembangunan sumur bor dan mesin pompa air untuk petani, sebagai strategi pompanisasi dan pipanisasi. Ini berdampak langsung pada peningkatan produksi, dari tanam satu kali menjadi tiga kali tanam setahun meskipun di tengah ancaman kekeringan," katanya.
Menurutnya, strategi pompanisasi dan pipanisasi yang diterapkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) merupakan langkah mitigasi kekeringan sudah efektif, sehingga petani tetap bisa bercocok tanam meskipun terancam kekeringan.
Baca Juga: Antisipasi Kemarau 2020, Kementan Bangun Embung dan Parit
"Pompanisasi dan pipanisasi, menurut saya adalah program yang sangat efektif karena bisa menanam dengan hasil tiga kali lipat. Sistem ini juga sangat efisien menghemat anggaran negara," kata Mentan.
Ia menegaskan, keberlanjutan produk pertanian dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain, iklim, sumberdaya, teknologi, pemasaran, dan manusia sebagai pelaku usaha. Kementan adalah untuk menjaga keharmonisan semua faktor, yang berpengaruh terhadap produk pertanian, mengingat salah satu misinya adalah ketahanan pangan dan keberlanjutan pangan nasional.
Mengatasi musim kemarau yang biasanya mengalami puncak pada Agustus dan September 2020, Kementan melakukan langkah antisipatif untuk tetap menjaga produksi padi nasional. Selain mendorong penggunaan bibit padi yang cocok untuk lahan kering, Kementan juga menyiapkan pompanisasi dan pipanisasi di sejumlah daerah yang rawan kekeringan.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, kementerian siap membantu menyediakan infrastruktur yang diperlukan bagi daerah-daerah terdampak kekeringan dengan menyediakan paket bantuan kepada petani.
"Pertama adalah pompanisasi dan pipanisasi. Bantuan tersebut digunakan untuk menarik air dari sumber-sumber yang ada, baik dari sungai maupun mata air," ujarnya.
Baca Juga: Di Bandung, Kementan akan Rehabilitasi Irigasi Seluas 1200 Hektare
Petani dan dinas ertanian setempat harus bersinergi mengantisipasi kekeringan ini dengan adanya upaya pengawalan gilir giring irigasi, penanganan illegal pumping dan sosialisasi dalam mematuhi jadwal tanam.