PGI: Gereja-gereja Bisa Digunakan untuk Isolasi Pasien Covid-19

Minggu, 12 April 2020 | 16:15 WIB
PGI: Gereja-gereja Bisa Digunakan untuk Isolasi Pasien Covid-19
Ilustrasi gereja. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Jacky Manuputty mengatakan, gereja-gereja yang saat ini kosong bisa dimanfaatkan untuk tempat karantina atau isolasi pasien Virus Corona atau Covid-19.

"Gereja-gereja bisa menyiapkan gedung-gedung yang saat ini kosong dan tidak dipakai, untuk digunakan sebagai tempat isolasi warga yang positif Corona, bilamana hal itu layak dan dibutuhkan," katanya dalam konfrensi pers di kantor BNPB melalui live streaming pada Minggu (12/4/2929).

Dia mengatakan, gereja harus bisa mengkonsolidasi seluruh sumberdayanya. Baik sumberdaya institusi, sumberdaya pelayanan maupun sumberdaya umat untuk menggelorakan sikap dan tindakan solidaritas dalam upaya untuk memutus rantai Virus Corona.

Gereja-gereja harus siap turun langsung dalam penanganan pandemi ini. Termasuk membantu warga yang kena PHK yang menimbulkan bangak pengangguran.

Baca Juga: Gereja Digital di Jerman Jadi Solusi Hadapi Pandemi Covid-19

"Kalau pun gereja-gereja harus menderita karena membela kehidupan, ini lah saatnya panggilan penderitaan yang harus dijalani dengan iman yang selalu taat pada kristus yang menderita, mati dan dibangkitan," ucapnya.

Dia menambahkan, panggilan solidaritas kehidupan sebagai panggilan iman yang harus dimaknai sebagai kebangkitan kristus.

Firman Tuhan menyebutkan, upayakan kesejahteraan negeri, bangsa dan negara, umat kristen menjadi inheren atau berhubungan erat.

"Orang-orang Kristen bukan lah penumpang di dalam bangsa ini. Kita adalah warga bangsa yang sejak awal turut membentuk keutuhan bangsa ini, karenanya ketika bangsa ini berada dalam situasi bencana kita wajib membelanya dalam kerjasama dengan saudara lainnya, apapapun perbedaan latarbelakangnya," katanya.

"Corona tidak mengenal aliran agama, etnis, status kesejahteraan atau perbedaan politik. Virus Corona hanya tahu bahwa ia melompat dari satu manusia ke manusia lainnya dalam jarak dekat. Oleh karenanya kita harus menggelorakan solidaritas kebangsaan untuk memutus rantai penyebarannya serta bekerjasama untuk menanggulangi dampaknya".

Baca Juga: Paskah di Tengah Corona, Begini Suasana Gereja Katedral

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI