Dentuman Misterius Gegerkan Warga Jabodetabek, Bukan dari Anak Krakatau?

Sabtu, 11 April 2020 | 07:11 WIB
Dentuman Misterius Gegerkan Warga Jabodetabek, Bukan dari Anak Krakatau?
Gumpalan awan menyembur saat terjadi letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, Banten, Senin (10/12). ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"What is that boom boom sound??? People said it’s anak #krakatau but I don’t think so. Anak krakatau had exploded herself earlier, so its impossible for it to create boom sound. please God, take care of us, stay safe guys!" kicau akun @PINDAHS_.

Bahkan ada sejumlah warganet yang mengatakan dentuman tersebut sampai menggetarkan daun pintu. Ada pula warganet yang mengunggah rekaman dentuman itu.

"Yang dentuman ada yang bilang tadi soal konversi awan. Tapi kalo aku lebih ngerasa gagang pintu goyang, berarti gak mungkin konversi awan gak sih? Masa iya ‘gledek’ gitu nyampe gagang pintu goyang," ujar warganet pengguna akun @itsisnaa.

Kendati demikian, Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Anak Krakatau Hendra Gunawan membantah dentuman itu dari erupsi.

Baca Juga: Letusan Gunung Anak Krakatau Masih Berlangsung Pagi Ini

Hendra Gunawan mengatakan suara dentuman yang terdengar di wilayah Jakarta, Depok dan Bogor bukanlah dari aktivitas Anak Krakatau.

"Kasubid Pengamatan & Penyelidikan Gn. Anak Krakatau Hendra Gunawan: "Suara dentuman yang didengar oleh masyarakat di wilayah Jakarta, Depok, dan Bogor bukan berasal dari aktivitas Gn. Anak Krakatau," seperti dikutip dari akun Twitter milik Radio Elshina @RadioElshinta.

Sekadar informasi, Gunung Anak Krakatau meletus pada Jumat (10/4/2020) sekitar 22.35 WIB. Letusan Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda tersebut membentuk kolom abu berketinggian mencapai 500 meter dari puncak gunung.

"Tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau sekitar 657 meter di atas permukaan laut," kata petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Lampung Andi Suandi melalui pesan singkatnya pada Sabtu (12/4/2020).

Durasi semburan abu Gunung Anak Krakatau terjadi selama 38,4 menit. Kolom abu juga teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan condong mengarah ke arah utara.

Baca Juga: Dentuman Gunung Anak Krakatau Terdengar di Beberapa Wilayah, Ini Kata Ahli

"Erupsi Gunung Anak Krakatau ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 milimeter," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI