Cerita Milenial Saat Pertama Kali Rayakan Paskah Online Gara-gara Corona

Jum'at, 10 April 2020 | 20:29 WIB
Cerita Milenial Saat Pertama Kali Rayakan Paskah Online Gara-gara Corona
Tim Dokumentasi Katedral Gelar Misa Online Saat Corona. (istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak diumumkan masuk ke Indonesia, virus corona telah membuat banyak orang membatasi aktivitas termasuk untuk urusan paling pribadi yakni ibadah. Bagi Cerita Milenial Saat Pertama Kali Rayakan Paskah Online Gegara Corona Hari Raya Paskah tahun ini terasa sangat berbeda.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengimbau seluruh tempat ibadah untuk membatasi kegiatan, semua gereja langsung menyiapkan layanan Sakramen Ekaristi secara virtual, khususnya untuk merayakan Tri Hari Suci Paskah.

Salah satu juru kamera di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Bryan Melvin mengatakan dirinya bersama tim dokumentasi gereja langsung menyiapkan beberapa alat untuk menyiarkan ibadah melalui live streaming, baginya tidak ada seorang pun umat yang menginginkan hal ini terjadi.

"Aku terharu, biasanya banyak umat, ramai gitu kita bisa lihat. Yang kerasa lebih ke atmosfernya. Nah, ini rasanya seperti taping di studio pak. Dibalik layar tugas misa online ini banyak yang kasih kami semangat dan apresiasi," kata Bryan kepada Suara.com.

Baca Juga: Amankah Merayakan Hari Paskah di Tengah Pandemi Corona Covid-19?

Salah satu umat Katolik di Yogyakarta, Nyoman Bhayu bercerita meski sedih tak bisa ke Gereja di saat Paskah, ia mensyukuri dengan misa online dia bisa misa dipimpin oleh Kardinal Ignatius Suharyo lewat saluran yang disiarkan Bryan.

"Tetap bahagia dan semangat karena masih bisa diberikan berkat untuk ikut ekaristi walaupun secara online. Seneng ekaristi di pimpin Bapa Kardinal langsung," kata Bhayu.

Beda cerita dengan Helena, salah satu umat Katolik di Pekanbaru, Riau. Dirinya yang biasa berdoa di gereja saat paskah merasa canggung dengan laptop di depannya.

"Jujur, misa online rasanya aneh saja, rasanya enggak benar-benar kayak doa di Gereja, apalagi di saat komuni batin, cukup bingung, tapi tetap sakral," ucap Helena.

Sharon Margriet, salah satu jemaat gereja di Jakarta mengakui memang Paskah tahun ini sedikit menyedihkan dengan biasanya, namun di sisi lain ini membuktikan bahwa gereja itu sebenarnya ada di dalam diri sendiri, dan setelah ini Tuhan akan memberikan hal yang lebih baik.

Baca Juga: Kementerian Agama: Umat Kristen Paskah di Rumah Masing-masing

"Kami tau, the world is not going to get better, but His sacrifice on the Cross has given us hope and by that, we shall walk further and stronger," kata Sharon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI