Tak Ada APD, Jenazah Pasien Corona 2 Jam Terlantar depan Liang Lahad

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 10 April 2020 | 17:34 WIB
Tak Ada APD, Jenazah Pasien Corona 2 Jam Terlantar depan Liang Lahad
Satu pasien positif virus corona covid-19 yang dirawat di RSUP Prof Kandou Manado, Sulawesi Utara, meninggal dunia, Jumat (10/4/2020) subuh. [Zona Utara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu pasien positif virus corona covid-19 yang dirawat di RSUP Prof Kandou Manado, Sulawesi Utara, meninggal dunia, Jumat (10/4/2020) subuh.

Jenazah pasien yang berasal dari Minahasa Utara itu diperlakukan sesuai prosedur pengurusan jasad pasien covid-19.

Pantauan Zonautara.com—jaringan Suara.com, ambulans yang membawa peti jenazah keluar dari RSUP Kandou Manado sekitar pukul 09.10 WITA dengan pengawalan dari kepolisian.

Mobil ambulans kemudian menuju ke komplek pekuburan di Desa Wusa, Talawaan tempat berasal almarhumah.

Baca Juga: Fairuz A Rafiq Prihatin Lihat Pemakaman Jenazah Pasien Virus Corona

Namun, setibanya di lokasi pekuburan, peti jenazah sempat tertahan lebih dari dua jam di depan liang lahad.

Sebabnya, ketiadaan petugas yang dilengkapi alat pelindung diri (APD). Petugas yang menggunakan APD hanya satu orang, yaitu sopir ambulans.

Awalnya, tidak terlihat sama sekali petugas kesehatan baik dari Dinas Kesehatan Minut maupun dari Puskesmas setempat.

Tidak ada satu pun warga yang ada di lokasi yang berani mendekati mobil ambulans. Mereka takut tertular covid-19.

Setelah beberapa saat, wartawan yang ada di lokasi berinisiatif menghubungi Satgas Covid-19 Sulut memberitahu kondisi tersebut.

Baca Juga: Pemkab Bantul Siapkan Makam Darurat untuk Jenazah Pasien Virus Corona

Sejam kemudian, Sekretaris Satgas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel tiba di lokasi membawa beberapa APD.

Akhirnya dua orang warga setempat, satu anak almarhumah dan satu anggota polisi (Kanit Reskrim Polsek Dimembe) bersedia ikut membantu proses pemakaman, dengan menggunakan APD lengkap.

“Tadi terjadi miskomunikasi. Semestinya petugas kesehatan setempat harus ada di lokasi untuk mendampingi. Pemakaman bisa dilakukan oleh pihak lain dengan APD lengkap, tapi harus didampingi,” kata Dandel.

Akhirnya lima orang dengan APD lengkap memakamkan jenazah. Tak ada keluarga lain yang hadir, kecuali satu anak tiri almarhumah.

REKOMENDASI

TERKINI