Cerita Haller, Ibu 2 Anak yang Rela Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Corona

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 10 April 2020 | 09:22 WIB
Cerita Haller, Ibu 2 Anak yang Rela Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Corona
Seorang apoteker memberikan suntikan kepada Jennifer Haller, dalam studi tahap pertama dari vaksin coronavirus pada 16 Maret 2020, di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle. (Foto: Ted S. Warren / AP / via npr.org)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika Jennifer Haller mendengar bahwa para peneliti sedang mencari sukarelawan untuk disuntik dengan vaksin virus corona yang merupakan pengembangan antivirus, ibu dua anak asal Seattle, Amerika Serikat itu langsung menyanggupinya.

Perempuan 43 tahun itu tak sendiri. Ia menjadi bagian dari 45 relawan yang bersedia menjadi 'kelinci percobaan' fase I pengujian vaksin antivirus corona. 45 relawan itu harus terlebih dahulu membaca surat persetujuan setebal 45 halaman dan menjalani uji coba secara bertahap.

Dilansir dari laman npr.org, sebagai 'orang pertama' yang menerima vaksin, Haller tampak bersemangat mengenakan tank top ketika seorang apoteker, yang berselimut sarung tangan, masker dan alat pelindung mata, menyuntiknya dengan vaksin eksperimental bernama mRNA-1273.

Itu membuat lengannya agak sakit, "tapi selain itu, tidak, tidak ada efek samping," kata Haller.

Baca Juga: Kabar Baik, Beberapa Vaksin Covid-19 Sudah Siap ke Tahap Pengujian Manusia

Dengan wabah yang menyebar dengan cepat di seluruh negara, Haller mengatakan dia bersemangat untuk mendaftar dalam uji coba Fase 1, yang dimulai pertengahan Maret lalu.

"Saya ingin melakukan sesuatu karena ada begitu banyak jutaan orang Amerika yang tidak memiliki hak yang sama seperti yang telah saya dapatkan," kata Haller, yang sekarang bekerja dari rumah untuk sebuah perusahaan teknologi kecil.

"Mereka kehilangan pekerjaan. Mereka khawatir membayar tagihan, memberi makan keluarga mereka," katanya.

Vaksin biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan dan dibawa ke pasar.

Biasanya terlebih dahulu menjalani uji coba kepada hewan yang ekstensif untuk memastikan vaksin itu tidak hanya efektif, tetapi juga aman. Tetapi ketika jumlah korban virus coronavirus meningkat dengan cepat mencapai ratusan ribu, para peneliti merasa mereka tidak bisa menunggu.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Vaksin Virus Corona Pertama Akan Siap September Mendatang?

Haller yang menerima injeksi yang dikembangkan oleh National Institutes of Health dan firma bioteknologi yang berbasis di Massachusetts, Moderna Inc. Itu tidak menggunakan segala bentuk virus yang hidup atau melemah, sehingga Haller tidak dapat mengontrak virus corona dari vaksin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI