Banyak Fitnah di Tengah Wabah Corona, Menteri Luhut Mendadak Rindu Gus Dur

Kamis, 09 April 2020 | 18:57 WIB
Banyak Fitnah di Tengah Wabah Corona, Menteri Luhut Mendadak Rindu Gus Dur
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. [Dok Kemenko Kemaritiman]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tak habis pikir dengan ujaran kebencian dan fitnah yang terus terjadi di tengah krisis covid-19.

"Mengapa kita malah terus-terusan mencari perbedaan, tanpa sedikit pun berpikir persatuan?" tulis Menteri Luhut, Kamis (9/4/2020).

Dalam keterangan teretulis tersebut, Luhut menganggap tuduhan dan ujaran kebencian sudah melampaui batas.

Pelaksana Tugas Menteri Perhubungan ini mengenang wejangan mantan presiden Gus Dur soal pesatuan.

Baca Juga: Ramalan Terbaru Bill Gates soal Covid-19

"Momen seperti ini membuat saya rindu kepada almarhum Gus Dur yang semangat positifnya selalu menginspirasi setiap langkah saya menjalani hidup sebagai pejabat negara," kenang Luhut.

Luhut Pandjaitan mengenang pesan Gus Dur soal persatuan. (Instagram/luhut.pandjaitan)
Luhut Pandjaitan mengenang pesan Gus Dur soal persatuan. (Instagram/luhut.pandjaitan)

Luhut mengaku ia juga belajar bahwa perdeaan dan kritik pasti ada dan tidak bisa dihilangkan.

"Saya selalu mempersilahkan siapa pun yang ingin menyampaikan keirik untuk datang dan duduk bersama mencari solusi permasalahan bangsa. Bukan dengan melempar ucapan yang menimbulkan kegaduhan tanpa fokus pada inti permasalahan," tukas Luhut.

Ia menyimpulkan bahwa ujaran kebencian dan fitnah bukan contoh yang baik bagi pendidikan moral dan pendewasaan generasi bangsa.

"Maka perlu dilakukan sebuah tindakan untuk setidaknya membuat masyarakat Indonesia, juga anak-cucu saya, bisa belajar dan paham bahwa setiap tindakan pasti ada konsekuensinya," tukas Luhut.

Baca Juga: Ambil Hikmah Pandemi Covid-19 Jelang Ramadan, Fajar Ingin Puasa Full

Luhut juga mengajak agar masyarakat bisa bertanggung jawab atas ucapan yang bisa berdampak pada lingkungan sekitar.

"Jika kita berani mengucapkan dan melakukan suatu hal, mengapa kita tidak punya keberanian yang sama untuk mempertanggungjawabkannya?" tutup Luhut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI