Di Tengah Wabah Corona, Sanders Mundur dari Pencalonan Presiden AS

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 09 April 2020 | 14:26 WIB
Di Tengah Wabah Corona, Sanders Mundur dari Pencalonan Presiden AS
Kandidat Calon Presiden AS dari Partai Demokrat Bernie Sanders menyatakan mundur. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Senator asal negara bagian Vermont, Bernie Sanders, pada Rabu (8/4) menyatakan mengakhiri pencalonannya sebagai calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat.

Dengan demikian, sang rival, Joe Biden, akan maju sebagai wakil partai tersebut dalam melawan petahana Presiden Donald Trump pada pemilihan presiden 3 November 2020 nanti.

Sanders, politisi berpaham demokratis sosialis yang menjanjikan perubahan di Gedung Putih bagi kalangan akar rumput, mulai bertarung sebagai kandidat calon presiden Partai Demokrat pada Februari.

Akan tetapi, rangkaian kekalahan dari Joe Biden pada pemilihan awal membuat Sanders sadar ia tak punya cukup peluang menjadi calon presiden Partai Demokrat. Walaupun demikian, ia berjanji akan bekerja sama dengan Biden, mantan wakil presiden AS, untuk menggulingkan Trump dari kekuasaan.

Baca Juga: Cardi B Ingin Terjun ke Dunia Politik, Begini Kata Bernie Sanders

Sanders mengatakan ia akan menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum mendatang dan tetap mengumpulkan dukungan demi mendorong agenda antikorporasi yang ia usung melalui suara Partai Demokrat. Beberapa agenda Sanders, antara lain, adalah kenaikan pajak untuk orang kaya dan pengelolaan sistem kesehatan oleh pemerintah.

"Bersama kita bersatu, kita akan terus maju melawan Donald Trump, presiden paling berbahaya dalam sejarah modern Amerika Serikat," kata Sanders kepada para pendukungnya lewat tayangan langsung dari rumahnya di Burlington, Vermont.

Senator berusia 78 tahun itu sempat menghimpun banyak suara sebelum akhirnya kalah di Negara Bagian South Carolina pada akhir Februari. Pasalnya, sebagian besar kalangan menengah di Partai Demokrat mendukung Biden.

Pencalonan Sanders, saingan terakhir Biden, menambah pertarungan panjang menuju Gedung Putih antara mantan wakil presiden berusia 77 tahun itu dan Trump, yang mengincar periode kedua sebagai presiden AS.

Biden memuji langkah Sanders dan berjanji agenda politiknya itu akan menjadi bagian dari visi-misi mantan wakil presiden AS itu. Ia pun langsung mendekat ke pendukung Sanders.

Baca Juga: Hampir Obesitas, Ini Program Diet Presiden Amerika Serikat

"Saya melihat kalian, saya mendengar kalian, dan saya memahami pentingnya menyelesaikan masalah di negeri ini," kata Biden. "Saya harap Anda akan bergabung dengan kami. Kalian lebih dari diterima untuk bergabung. Kalian dibutuhkan," ujar Biden.

Sanders memutuskan mundur pada saat COVID-19 mewabah di AS dan mengganggu jadwal pemilihan awal. Sejumlah negara bagian menunda pemilihan demi mencegah penularan virus.

Sebelumnya pada 2016, Sanders pernah berhadapan dengan kandidat calon presiden Partai Demokrat, Hillary Clinton. Namun pada pencalonan tahun ini, Sanders menghadapi tekanan besar dari Biden setelah ia menang pada pemilihan awal di Florida, Arizona, dan Illinois pada 17 Maret.

Sejumlah pihak mendorong Sanders tetap bertarung agar dapat memengaruhi arah kebijakan Biden. Namun, krisis kesehatan COVID-19 membuat fokus masyarakat teralihkan dari kisruh pemilihan presiden dan seluruh kampanye pun dibatalkan. Sanders memiliki sedikit peluang untuk menyampaikan pesannya ke publik dan rival politiknya.

Sanders sempat meyakini misinya mengenai jaminan sosial dan pajak orang kaya akan menarik banyak dukungan masyarakat. Akan tetapi, Biden justru yang menerima dukungan dari banyak kalangan: perempuan dan laki-laki, pemilih kulit hitam dan kulit putih, mereka yang dengan atau tanpa gelar sarjana, dan kalangan liberal dan moderat.

Pihak partai mengatakan keputusan Sanders mundur memberikan mereka waktu untuk menyusun strategi sebelum konvensi Partai Demokrat pada Agustus. Sejumlah anggota partai menyalahkan Sanders karena mempertahankan rivalitas dengan Hillary terlalu lama, sehingga ia kalah dari Trump pada pemilihan presiden 2016.

"Bernie mundur cukup awal. Saya pikir ini memberi kita banyak waktu untuk memulihkan diri," kata perwakilan Partai Demokrat, Joel Payne, yang sempat membantu kampanye Hillary pada 2016.

Trump, yang sempat mendekati pendukung Sanders dan mengatakan ia diperlakukan tidak adil oleh Partai Demokrat, menyampaikan tanggapannya lewat media sosial Twitter.

"(Mundurnya Sanders) ini berakhir sebagaimana yang dikehendaki Partai Demokrat dan DNC (Komite Nasional Partai Demokrat), sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Hillary. Pendukung Bernie sebaiknya beralih ke Partai Republik, TUKAR! (posisi)," kata Trump.

Banyak agenda Sanders menjadi isu debat di kalangan Partai Demokrat. Beberapa di antaranya, usulan "Kesehatan untuk Semua" (Medicare for All) yang mendorong sistem kesehatan dikelola oleh pemerintah demi menggantikan layanan asuransi kesehatan swasta dan program-program layanan kesehatan masyarakat yang saat ini berjalan.

Ia juga mengusulkan upah minimum sebesar 15 dolar AS (sekitar Rp 241.000) per jam, membebaskan uang kuliah perguruan tinggi dan pajak lebih besar untuk orang kaya.

"Gerakan ini memenangkan perjuangan ideologi di wilayah yang disebut negara merah, negara biru, dan negara ungu," kata Sanders menyebutkan istilah yang merujuk pada seluruh negara bagian di AS.

Sumber: Antara/Reuters

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI