"Sebenarnya kalau di gang kan bisa pakai manual, tapi kalau pakai ini kerjanya lebih efisien dan muat banyak cairan yang disemprotkannya. Untuk satu RW saja bisa memakan waktu setengah hari kalau manual, Dengan kendaraan ini, Alhamdulillah satu sampai dua jam itu sudah selesai semua," ucap Afit.
Lebih lanjut, Afit mengaku dalam memodifikasi motornya, dibantu warga dan Karang Taruna. Dalam pembuatannya Afit juga merogoh kocek sendiri untuk membeli, drum air, mesin pompa air booster, selang penghubung dan noozel.
Dia juga berharap inovasinya bisa menjadi inspirasi masyarakat dan memberikan manfaat untuk masyarakat sekitar.
"Mudah-mudahan jadi insipirasi buat yang lain. Jadi di masing-masing lingkungan mereka punya kendaraan yang bisa dikorbankan untuk sementara waktu ini. Daripada dia cuma di rumah motor nggak kepakai ya dibuat itu aja kan lebih bermanfaat," katanya.
Baca Juga: Cegah Corona, Halte Transjakarta Harmoni Dipasang Bilik Disinfektan