Dear Pak Anies, Ini Ada Masukan dari Guru Besar UI Soal PSBB di Jakarta

Rabu, 08 April 2020 | 14:21 WIB
Dear Pak Anies, Ini Ada Masukan dari Guru Besar UI Soal PSBB di Jakarta
Sebagai ilustrasi PSBB di Jakarta: Sejumlah kendaraan melintas di Jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa (7/4). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan Pembatasan Sosial Bersakla Besar atau PSBB mulai Jumat 10 April lusa nanti.

Kebijakan PSBB itu diharapkan bisa lebih efektif untuk memutus mata rantai penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 di Ibu Kota negara sebagai epicentrum. Hal itu disampaikan Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam UI, Ari Fahrial Syam di Jakarta, Rabu (8/4/2020).

"Buat kami para dokter dan petugas kesehatan berharap aturan PSBB akan lebih membatasi pergerakan masyarakat di luar," kata dia.

Menurut Ari, saat ini physical distancing yang dilakukan oleh masyarakat belum optimal mengingat jumlah kasus yang terus meningkat dan jumlah sudah menembus 2.000 kasus dengan kematian juga lebih dari 200. Khusus untuk Jakarta jumlah peningkatan kasus mencapai 100 kasus per hari.

Baca Juga: 6 Hal Utama dalam PSBB di Jakarta

Selain itu RS rujukan sudah dipenuhi pasien-pasien suspect Covid-19 atau sudah terkonfirmasi covid-19. Setiap hari ada kasus dokter menghebuskan nafas terakhir karena terinfeksi oleh virus corona ini. Ketersediaan alat pelindung diri juga semakin menipis.

Dari sudut sarana prasarana untuk diagnosis ternyata swab untuk tenggorakan juga semakin terbatas. Begitu pula media untuk sampel serta reagen untuk mengekstrasi RNA maupun running RT PCR pemeriksaan molekuler untuk diagnosis pasti dan konfirmasi bahwa seseorang tersebut terinfeksi dengan virus covid19 atau tidak.

Artinya, berbagai sarasa prasarana dan sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan juga terbatas. Belum lagi bicara keterbatasan ventilator yang memang dibutuhkan saat pasien covid-19 mengalami gagal nafas dengan peradangan paru yang luas. Sehingga memang membutuhkan ventilator untuk mengganti kerja paru sementara karena memang sedang terinfeksi luas.

Kalau kondisi pergerakan manusia tidak dibatasi memang jumlah kasus yang terkonfirmasi juga terus meningkat secara eksponensial.

"Maka dari itu mata rantai penularan harus diputus," imbuh dia.

Baca Juga: Jelang Jakarta PSBB, Sopir Ojol Sudah Mengeluh Sepi Orderan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI