Dr Sayed menambahkan: "Kami tidak punya alasan untuk curiga bahwa orang-orang akan terusik oleh tim medis."
"Kami bekerja agar orang-orang sehat. Sebelumnya kami punya informasi mengenai seseorang yang berkontak dengan pasien Covid-19. Kami sedang bicara dengan orang itu ketika warga terusik dan menyerang kami."
Sebanyak tujuh orang telah ditahan aparat atas keterkaitan mereka dengan insiden itu.
Dr Anand Rai, yang merupakan bagian dari gugus tugas Covid-19 di Indore, mengatakan kepada BBC: "Tidak ada yang bisa membenarkan serangan terhadap tim medis. Namun itu terjadi di kawasan mayoritas Muslim, di mana secara umum ada ketidakpercayaan kepada pemerintah."
Baca Juga: Meski Sudah Lockdown, India Catat 100 Kematian karena Corona Covid-19
Dia mengatakan, area itu baru-baru ini menjadi saksi demonstrasi menentang undang-undang kewarganegaraan yang anyar.
"Sehingga kemarahan meluap dan diwujudkan dalam serangan ini. Namun, apapun alasannya, tidak ada yang bisa membenarkan aksi kekerasan, khususnya terhadap dokter dalam darurat kesehatan nasional," paparnya.
Sementara itu, sebuah rumah sakit di Kota Ghaziabad di bagian utara India juga menjadi tempat kericuhan pada Kamis (02/04).
Rumah sakit itu menempatkan setidaknya 21 orang di karantina setelah mereka menghadiri acara Jamaah Tabligh yang dikaitkan dengan ratusan kasus positif corona di India.
Di rumah sakit Ghaziabad, beberapa orang yang dikarantina dituding menggunakan kata-kata makian kotor ke sejumlah perawat.
Baca Juga: Sinopsis Chalte Chalte, Film India yang Tayang Hari Ini di Layar Kaca
"Beberapa orang berjalan telanjang di bangsal rumah sakit serta melecehkan dokter-dokter dan perawat perempuan," papar seorang dokter yang bekerja di rumah sakit itu kepada BBC.