CEK FAKTA: Benarkah Rapid Test untuk Ustaz, Disuntik Corona Sampai Mati?

Rabu, 08 April 2020 | 12:35 WIB
CEK FAKTA: Benarkah Rapid Test untuk Ustaz, Disuntik Corona Sampai Mati?
Rapid test modus untuk menghabisi nyawa para ustaz, benarkah? (turnbackhoax.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar narasi menyebutkan rapid test yang akan dilakukan terhadap 5.000 ustaz di Jawa Barat. Pelaksanaan rapid test disebut-sebut hanyalah sebuah modus untuk menghabisi nyawa para ustaz.

Dalam narasi yang beredar luas di media sosial dan WhatsApp tersebut menyebutkan para ustaz yang sehat akan divois sebagai Pasien dalam Pantauan, dimasukkan ke rumah sakit dan disuntik virus corona hingga meninggal.

Berikut isi narasinya:

WASPADALAH…!!!

Baca Juga: Nasib UKM Diaspora Indonesia di Amerika saat Pandemi Covid-19

Perlu dicermati. Di runing teks sebuah TV-5000 ustadz di Jabar akan menjalani *rapid test*.

Lho kenapa hanya ustadz.?
Kenapa nggak semua tokoh agama.?
Waspadalah…!!!
Ustadz yang lurus bisa divonis positif Corona…!!!

#Patut diduga gaya PKI

Modus Menghabisi Ustadz..!!??

Ustadz yg sehat bisa saja divonis PDP, dimasukkan RS, disuntik covid-19 sampai mati, dikantongi plastik langsung dikubur oleh RS. Tidak ada yang bisa protes.

Baca Juga: Waria Mira Ternyata Dibakar Ramai-ramai, Tiga Pelaku Lain Masih Berkeliaran

Kita harus mengambil sikap tegas…

Benarkah kebenaran narasi tersebut?

Rapid test modus untuk menghabisi nyawa para ustaz, benarkah? (turnbackhoax.id)
Rapid test modus untuk menghabisi nyawa para ustaz, benarkah? (turnbackhoax.id)

Penjelasan

Dari penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, Rabu (8/4/2020), narasi yang beredar luas di media sosial yang menyebutkan rapid test sebagai modus untuk menghabisi nyawa para ustaz tidak benar.

Faktanya, usulan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum untuk melakukan rapid test terhadap 5.000 ulama di Jawa Barat mempunyai alasan yang mendasar. Ulama dikategorikan sebagai kelompok masyarakat yang sering bertemu banyak orang sehingga perlu menjalani rapid test.

Mengutip dari Fajar.co.id, Uu menjelaskan rencana tersebut juga dipicu hasil rapid test massal yang dilakukan di Jawa Barat dalam waktu sepekan terakhir.

Rapid test modus untuk menghabisi nyawa para ustaz, benarkah? (turnbackhoax.id)
Rapid test modus untuk menghabisi nyawa para ustaz, benarkah? (turnbackhoax.id)

"Rencana itu dipicu hasil rapid test massal di Jabar sepekan terakhir menunjukkan 667 orang terindikasi positif corona, seperti yang terjadi di rumah ibadah Lembang, Bandung dan Stukpa Sukabumi," ungkap Uu.

Pondok pesantren juga berpotensi menjadi kluster baru penularan virus corona. Terlebih para kiai atau sesepuh pondok pesantren sering menerima tamu dan bersalaman dengan para santri.

Kesimpulan

Narasi pesan yang menyebutkan usulan rapid test terhadap 5.000 ulama sebagai modus menghabisi para ulama merupakan informasi tidak benar. Narasi tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan, bisa menimbulkan pemahaman yang salah di masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI