Selanjutnya, bilik sterilisasi itu dipasang di berbagai fasilitas publik dan tempat kerumunan massa, seperti di terminal, stasiun, taman-taman dan mal serta fasilitas publik lainnya. Bilik sterilisasi itu menyemprotkan disinfektan yang dipastikan aman bagi manusia.
“Bilik sterilisasi ini lebih sempurna ketimbang cuci tangan, karena bisa membersihkan virus di seluruh badan,” ujar Risma.
Selain itu, Presiden UCLG ASPAC ini juga memerintahkan jajarannya untuk memperbanyak wastafel portable di berbagai titik di Kota Surabaya. Awalnya, wastafel itu hanya dilengkapi sabun tangan, namun kini sudah diganti dengan sabun muka, karena ada anjuran dari dokter.
Per 31 Maret 2020, Pemkot Surabaya sudah memasang 875 wastafel portable di berbagai titik di Kota Surabaya. Di beberapa tempat, wastafel itu juga dilengkapi dengan hand sanitizer.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Gratiskan Pemeriksaan Virus Corona
Imbauan untuk menjaga hidup sehat juga selalu disampaikan Risma ketika berkeliling ke komplek pertokoan hingga gang-gang sempit di perkampungan. Ia mengingatkan warga, agar melakukan social distancing atau pembatasan sosial guna mengurangi risiko penyebaran virus korona baru.
”Halo warga Surabaya, duduknya jauh-jauh, jaraknya satu meter. Cuci tangan dulu sebelum makan,” teriaknya, menggunakan pengeras suara saat menyosialisasikan gerakan pembatasan sosial, serta perilaku hidup bersih dan sehat.
Imbauan semacam itu juga disampaikan Risma melalui pengeras suara di traffick light (TL), penyeberangan jalan, dan videotron. Bahkan beberapa kali, Risma membuat vlog untuk memberikan imbauan kepada warga Kota Surabaya.
Sedangkan untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan informasi yang akuran persoalan virus Covid-19, Pemkot Surabaya meluncurkan website dengan laman: https://lawancovid-19.surabaya.go.id.
Situs resmi ini menyediakan berbagai informasi, layanan, ruang konsultasi, tindakan hingga peta sebaran pasien Covid-19 yang ada di Kota Surabaya.
Baca Juga: Sulit Dapatkan Hand Sanitizer, Pemkot Surabaya Bikin Sendiri
“Kami harap warga bisa memanfaatkan website ini dengan baik dan tidak ada lagi yang iseng,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya M. Fikser.
Pemkot Surabaya juga mendirikan 19 pos di setiap perbatasan wilayah Kota Surabaya. Di 19 titik itu, setiap kendaraan akan disemprot dan pengendaranya dianjurkan untuk masuk ke bilik sterilisasi dan cuci tangan serta cuci muka di wastafel yang sudah disediakan.
Pemkot juga melakukan rapid test di seluruh puskesmas Surabaya. Tracking pun terus dilakukan terhadap orang-orang atau warga yang kemungkinan terpapar virus ini. Bahkan, saat ini Pemkot Surabaya rutin membuat alat pelindung diri (APD) untuk disalurkan ke berbagai rumah sakit rujukan yang ada di Kota Surabaya. (Adv)