BMKG: Cuaca Tak Bisa Kontrol Wabah, Jadi Mesti Perketat Pergerakan Orang

Rabu, 08 April 2020 | 09:00 WIB
BMKG: Cuaca Tak Bisa Kontrol Wabah, Jadi Mesti Perketat Pergerakan Orang
Petugas Informasi Iklim BMKG memperlihatkan prediksi musim kemarau di wilayah Indonesia melalui peta pengamatan iklim. Sebagai ilustrasi [ANTARA Foto/Laily Rahmawaty]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa musim kemarau tidak akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan penyebaran wabah Covid-19. Sehingga iklim tropis seperti Indonesia pada saat kemarau tidak dapat melemahkan atau menurunkan penyebaran Virus Corona jenis baru, penyebab Coronavirus Disease atau Covid-19.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam diskusi daring yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta bertajuk "Benarkah Iklim Berpengaruh pada Penyebaran Covid-19" menyatakan bahwa meski di musim kemarau, orang harus tetap mematuhi physical distancing atau jaga jarak.

"Dalam surat rekomendasi yang telah kami sampaikan kepada Presiden pun ditekankan bahwa harus tetap dilakukan physical distancing, karena inilah yang bisa membuat pengurangan wabah Covid-19 berhasil," kata Dwikorita Karnawati, Selasa (7/4/2020) malam.

Deretan bangku yang ditempel stiker di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (18/3).  [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
Deretan bangku yang ditempel stiker physical distancing di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (18/3). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]

Ia menyarankan bahwa di musim kemarau, bagus dimanfaatkan dengan menjaga lebih ketat pergerakan orang. Karena transmisi Virus Corona saat ini paling besar melalui manusia.

Baca Juga: Viral, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Tinjau Sosialisasi Covid-19

"Membatasi jarak dan intervensi kesehatan masyarakat, agar pengaruh temperatur suhu udara terhadap penyebaran Covid-19 menjadi lebih efektif (mengadang). Jadi demikian poinnya," tandasnya.

Dwikorita Karnawati menjelaskan, berdasarkan kajian dari beberapa penelitian sebelumnya menyebut bahwa lingkungan suhu udara tinggi dan kelembapan tinggi membuat Virus Corona menjadi tak stabil. Namun yang mengontrol penyebaran wabah tidak hanya faktor suhu dan kelembapan udara, akan tetapi faktor demografi, mobilitas orang, dan interaksi sosial serta intervensi kesehatan masyarakat.

"Jadi apabila upaya pembatasan sosial diterapkan dengan ketat dan efektif, diperkirakan datangnya musim kemarau bisa mendukung upaya mitigasi wabah ini," lanjutnya.

Ia juga menyampaikan alasan penggunaan beberapa literatur yang berstatus belum final atau peer-reviewed dalam kajian BMKG yang berjudul "Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19".

Dwikorita Karnawati berdalih, dalam kondisi darurat Covid-19 pihaknya tidak mungkin sepenuhnya menggunakan literatur yang berstatus peer-reviewed.

Baca Juga: Best 5 Otomotif Pagi: Ducati Disilang Honda BeAT, PM Boris Johnson Membaik

Dalam kajian, pihaknya juga menggunakan literatur yang telah berstatus peer-reviewed pada 2011 terkait wabah SARS Covid yang terjadi sebelumnya. Dalam literatur penelitian itu disebutkan, bahwa penyebaran virus dikontrol oleh lintang tinggi atau suhu yang rendah dan kelembapan yang rendah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI