"Jadi dokter menyuruh balik, boleh isolasi mandiri di rumah," kata dia.
Sebenarnya, kata dia, pihak keluarga pasien sempat merasa tidak yakin akan hal itu. Karenanya, pihak keluarga berinisiatif menanyakan kepada dokter untuk memastikan atas izin pulang yang diberikan.
"Tidak apa-apa ya saya pulang dok? Tak apa-apa pak, tapi bapak jangan keluar-keluar. Di kamar saja khusus. Iyalah bapak mau juga, saya pun juga senang lah kan," ujar sumber tersebut menirukan percakapan pihak keluarga dengan dokter.
"Setelah itu memang saya membuat surat pernyataan (kepulangan) karena dia (dokter) maksa. Dialah yang buat dialah yang tandatangan," sambungnya.
Baca Juga: Bandel Gelar Resepsi Saat Corona, 2 Pesta Nikah di Jambi Dibubarkan Polisi
Namun setibanya di rumah, justru mendapat respon beragam dari masyarakat hingga berujung kehebohan pada Selasa malam. Di mana ada yang menyebut, jika pasien nekat pulang dari rumah sakit.
Oleh karenanya, pihak keluarga menduga jika kejadian tersebut lantaran tidak ada koordinasi lebih dahulu antara manajemen di RSUD Raden Mattaher dengan Dinkes Provinsi Jambi.
"Sebab pihak dinkes menanyakan ke saya. Kenapa ibu pulang? karena saya disuruh jemput bapak, ya saya jemput. Ternyata dia tidak koordinasi dengan dinkes. Sudah sampai situ baru dibilang tak boleh," katanya lagi.
Ia menegaskan jika kepulangan pasien bukan karena keluarga yang memaksa atau nekat pulang.
"Kami tidak meminta balik, kami ngerti aturan kok, ini secara rekomendasi dokter. Secara medis kondisi bapak (pasien) sudah bagus, tapi secara SOP dinkes yang tak boleh (pulang), kami merasa dipermainkan, disalah-salahkan pula, warga di sini tahunya kami yang salah," imbuhnya.
Baca Juga: Nenek di Jambi Dirampok Sepulang Salat, Disekap Lalu Dibuang di Jalan
Sementara itu, belum ada tanggapan resmi dari pihak RSUD Raden Mattaher maupun Dinkes Provinsi Jambi.