Suara.com - Kementerian Agama (Kemenag) RI membuat surat edaran berisikan panduan ibadah di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Front Pembela Islam (FPI) menyarankan pada Kemenag RI bisa membuat surat edaran dengan melihat eskalasi paparan Covid-19 di tengah masyarakat.
Surat edaran yang diteken Menteri Agama Fachrul Razi tersebut berisikan imbauan kepada masyarakat untuk bisa menjalankan salat wajib ataupun sunah seperti salat Tarawih berjamaah di rumah masing-masing. Bahkan kalau misalkan pandemi Covid-19 masih membahayakan hingga akhir bulan Ramadan, maka pelaksanaan Salat Ied pun kemungkinan besar bakal dilaksanakan di rumah.
Juru bicara FPI Munarman mengatakan bahwa belum ada yang bisa melihat kondisi Indonesia pada Ramadan nanti bahkan pada saat masyarakat merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Ada Tulisan untuk FPI di Paket Bantuan China?
“Kan kita belum tahu apakah eskalasinya akan meningkat atau justru menurun,” kata Munarman saat dihubungi Suara.com, Selasa (7/4/2020).
Munarman menuturkan, jika pandemi Covid-19 sudah menyusut bahkan hilang, maka masyarakat pun bisa menjalani ibadah di bulan Ramadan seperti sedia kala.
“Kalau menurun kan sudah bisa normal lagi. Harus dilihat eskalasinya nanti,” ujarnya.
Untuk diketahui, Kementerian Agama RI menerbitkan surat edaran berisi panduan ibadah ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441H di tengah pandemi wabah virus corona atau covid-19.
Dalam surat edaran tersebut, Kemenag meminta masyarakat muslim untuk menjalankan salat tarawih dan buka puasa di rumah masing-masing.
Surat edaran itu diteken Menteri Agama Fachrul Razi pada Senin (6/4/2020).
Baca Juga: Tiadakan Salat Berjemaah di Masjid, FPI: Warga Harus Dukung Keputusan Anies
Setelah diteken, edaran tersebut ditujukan kepada Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Kankemenag Kabupaten atau Kota, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) seluruh Indonesia.
"Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan Syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat muslim di Indonesia dari risiko Covid-19," kata Fachrul dalam keterangan tertulisnya yang diterima Suara.com, Senin.
Adapun panduan yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 6 Tahun 2020 itu ialah:
- Umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan baik berdasarkan ketentuan fikih ibadah.
- Sahur dan buka puasa dilakukan oleh individu atau keluarga inti, tidak perlu sahur on the road atau ifthar jama’i (buka puasa bersama).
- Salat Tarawih dilakukan secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah.
- Tilawah atau tadarus Alquran dilakukan di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Alquran.
- Buka puasa bersama baik dilaksanakan di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala ditiadakan.
- Peringatan nuzulul quran dalam bentuk tablig dengan menghadirkan penceramah dan massa dalam jumlah besar, baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala ditiadakan.
- Tidak melakukan iktikaf di 10 (sepuluh) malam terakhir bulan Ramadan di masjid atau musala.
- Pelaksanaan Salat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan secara berjemaah, baik di masjid atau di lapangan ditiadakan, untuk itu diharapkan terbitnya Fatwa MUI menjelang waktunya.
Agar tidak melakukan kegiatan sebagai berikut:
- Salat Tarawih keliling (tarling)
- Takbiran keliling. Kegiatan takbiran cukup dilakukan di masjid/musala dengan menggunakan pengeras suara
- Pesantren Kilat, kecuali melalui media elektronik.
- Silaturahmi atau halal bihalal yang lazim dilaksanakan ketika hari raya Idul Fitri, bisa dilakukan melalui media sosial dan video call atau conference.