Suara.com - Pendakwah kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) kerap mengemukakan nasihat mengenai wabah penyakit, semenjak virus corona atau Covid-19 meluas.
Nasihat tersebut disampaikan UAS melalui unggahan di akun Instagram terverifikasi miliknya. Dalam penjelasannya itu, UAS merujuk pada hadis Nabi dan pendapat ulama.
Berikut 3 nasihat Ustaz Abdul Somad mengenai wabah penyakit seperti yang dihimpun Suara.com.
1. Wabah Penyakit Adalah Azab dari Allah kepada Orang yang Dihendaki
Baca Juga: LIVE STREAMING: Update Covid-19 Selasa, 7 April 2020
UAS mengutip hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Dalam hadis tersebut diterangkan bahwa Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai wabah penyakit.
Rasulullah lalu menjelaskan bahwa wabah penyakit merupakan azab yang dikirimkan Allah kepada orang-orang yang dikehendaki. Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Jika terjadi suatu wabah penyakit, ada orang yang menetap di negerinya, ia bersabar, hanya berharap balasan dari Allah. Ia yaqin bahwa tidak ada peristiwa yang terjadi kecuali sudah ditetapkan Allah. Maka ia mendapat balasan seperti mati syahid.
UAS menerangkan bahwa menurut Imam Muhammad Abduh, wabah penyakit yang tergolong azab Allah kepada kaum yang dikehendaki yakni wabah campak yang melanda pasukan Abraham.
Terkait wabah tersebut, UAS mengatakan sebagai orang beriman mestinya bersikap positif atas ujian yang diberikan Allah.
Baca Juga: Kapasitas 25 Orang, Kemenkumham Siapkan Sel Khusus Napi Positif Corona
"Orang beriman menyikapinya dengan: tetap ikhtiyar, langkah antisipiasi, mencari obat, bersabar, mengharap balasan dari Allah dan yakin bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi di luar kuasa dan taqdir Allah," tulis UAS.
Bila orang beriman bisa mengamalkan sikap-sikap tersebut, kata UAS, wabah penyakit menjadi rahmat bagi mereka.
"Ia mendapat balasan seperti seorang yang mati syahid," imbuhnya.
2. Wabah Penyakit Berakhir pada Awal Musim Panas
Dalam sebuah unggahan, UAS juga menjelaskan mengenai wabah penyakit yang menimpa suatu negara.
Merujuk pada Ahli Hadis Syaikh Ibnu Hajar al-Asqalani, UAS menyebutkan bahwa wabah penyakit yang menimpa suatu negeri akan berakhir pada awal musim panas atau dalam kalender Masehi jatuh pada 21 Juni.
"Wabah yang terjadi di berbagai negeri kaum muslimin di sepanjang sejarah biasanya terjadi pada pertengahan musim bunga setelah keluar dari musim dingin dan akan berakhir pada awal musim panas," demikian pesan Syaikh Ibnu Hajar al-Asqalani yang dikutip UAS.
Kendati begitu, UAS belum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pendapat ahli hadis tersebut.
3. Perkumpulan Orang Justru Menjadi Penyebaran Wabah
Belum lama ini, lewat sebuah unggahan terbaru UAS kembali menyampaikan ilmu mengenai wabah penyakit.
UAS menceritakan peristiwa wabah dashyat yang pernah melanda Negara Mesir, seperti yang dikemukakan oleh Syeikh Ali Jum'ah.
UAS menerjemahkan pendapat Syeikh Ali Jum'ah yang menyebutkan peristiwa wabah hitam melanda dua puluh juta orang penduduk Mesir pada 749 Hijriyah.
Saking dahsyatnya wabah itu hanya menyisakan dua setengah juta jiwa pada masa pemerintahan Muhammad Ali Pasa.
Bahkan menurut Imam Ibu Hajar al-'Asqalani, akibat wabah itu harta warisan berpindah ke sembilan rumah dalam satu hari, sehingga orang-orang berkumpul untuk membaca Shahih al-Bukhari agar wabah diangkat.
Syeikh Ali Jum'ah lantas menyebutkan bahwa perkumpulan orang banyak itu justru menjadi penyebaran wabah.
"Karena perbuatan seperti ini bukanlah tindakan Rasulullah SAW dalam menanggulangi wabah. Rasulullah Saw bersabda, "Larilah dari orang kena penyakit menular seperti engkau lari dari singa" kata Syeikh Ali Jum'ah," ungkap Syeikh Ali Jum'ah seperti dituliskan UAS.