Syekh yang bernama Az-Ziyahdi ini langsung memecahkan pipa tersebut di hadapan mereka dan melihat ada sisa asap di dalamnya.
Syekh az-Zayadi awalnya berpendapat merokok dibolehkan. Namun, setelah mengetahui lebih seksama, adanya bekas dari asap yang dihirup maka ia menyimpulkan hal itu masuk dalam 'ain yang membatalkan puasa.
"Sampainya ‘ain ke tenggorokan dari lubang yang terbuka secara sengaja dan mengetahui keharamannya itu membatalkan puasa...seperti mengisap asap (yang dikenal sebagai rokok). (Lihat Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Nihayatuz Zain fi Irsyadul Mubtadiin, Beirut: Darul Fikr, juz 1, halaman 187).
Sementara itu, bagi perokok pasif yang tanpa sengaja menghirup asap rokok dari orang yang merokok dinyatakan tidak membatalkan puasa. Hukum puasa batal hanya berlaku bagi orang yang merokok saja.
Baca Juga: Rekor! Pasien Positif Corona Tembus 247 Orang Perhari