Salah satunya, unggahan kanal YouTube Washington Post yang berjudul "Faith leaders put hands on Trump and pray" pada 1 September 2017.
Dalam deksripsinya, Washington Post menuliskan keterangan yang bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi:
Presiden Trump berdoa bersama sekelompok pemimpin agama pada 1 September, setelah mendeklarasikan tanggal 3 September sebagai Hari Doa Nasional.
Acara tersebut juga diulas oleh situs Dallasnews dalam artikel berjudul "Trump declares national day of praying following Abbotts's lead in Texas" pada 2 September 2017.
Baca Juga: Jokowi Minta Perbanyak Program Padat Karya Tunai saat Wabah Corona
Dalam artikel itu, disebutkan bahwa pria yang berdoa di sebelah Trump adalah James Jeffress, seorang pendeta di First Baptist Church di Dallas.
Trump bersama beberapa pendeta, termasuk James Jeffress berdoa bersama di Oval Office untuk para korban Topann Harvey, Jumat (1/9/2017)
Pada kesempatan itu, Trump kemudian mendeklarasikan Hari Doa Nasional pada Minggu (3/9/2017), mengikuti arahan pimpinan Texas, Gubernur Greg Abbott.
Kesimpulan
Video yang menyebut Presiden Amerika Serikat Donald Trump diruqyah karena stres menghadapi virus corona adalah palsu atau hoaks.
Baca Juga: Manchester United Pertimbangkan Rekrut Duo Bournemouth
Video tersebut sengaja dimanipulasi sedemikian rupa dengan narasi pelintiran, untuk memberikan informasi menyesatkan. Dengan demikian masuk dalam kategori Manipulated Content.