'Saya Takut,' Pesan Terakhir Lindsay Sebelum Meninggal Karena Corona

Selasa, 07 April 2020 | 11:59 WIB
'Saya Takut,' Pesan Terakhir Lindsay Sebelum Meninggal Karena Corona
Ilustrasi rapid test virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keluarga beberkan pesan terakhir nan memilukan Lindsay Marshall (44), pasien corona atau Covid-19 asal Rochdale, Manchester, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Sebelum diberikan obat penenang dan masuk ke ruang perawatan intensif, Lindsay mengirimkan pesan singkat ke adiknya. Ini adalah kali terakhir sang adik mendengar kabar tentang Lindsay.

"Dia menjalani karantina mandiri di rumah selama sepekan dengan mengonsumsi antibiotik. Pada Jumat sebelum berangkat ke rumah sakit, dia merasa kondisinya lebih baik," ujar Karen (42), sang adik, seperti dialihbahasakan dari laman Manchester Evening News, Selasa (7/4/2020).

Pada Hari Sabtu, lanjut Karen, dirinya mengantarkan barang belanjaan di depan pintu rumah sang kakak. Di sana, Karen dan Lindsay sempat mengobrol.

Baca Juga: Corona, Membuka Tabir Imunitas Ekonomi Indonesia

"Pada Minggu pagi, dia (Lindsay) mengalami sesak napas. Dia sulit bernapas. Kemudian, kami membawanya ke Rumah Sakit Fairfield. Di sana, Lindsay dites ternyata positif corona," ujar Karen.

Karen mengatakan, pada Selasa malam, dia mendapat kabar kakaknya akan diberikan obat penenang. Sang kakak sempat mengirimkan pesan singkat yang mengatakan bahwa dia ketakutan.

"Saya bilang ke dia (Lindsay) bahwa semuanya akan baik-baik saja. Saya menyemangati dia agar tidak takut. Itu merupakan pesan terakhir yang dia kirimkan ke saya," ujar Karen.

Lindsay Marshall meninggal pada Sabtu, dua pekan setelah dirawat di rumah sakit.

Pihak keluarga memuji perawatan yang dilakukan staf NHS kepada Lindsay. Selama perawatan, Staf NHS mengizinkan Lindsay mengontak keluarganya, meski kemudian nyawa dia tak tertolong.

Baca Juga: Kemenkes Sebut Jajaran Puskesmas se-Indonesia Dilatih Online Virus Corona

"Staf terus membawa telepon ke tempat tidur sehingga kami bisa berbicara dengannya. Seorang perawat menyisir rambutnya dan menganyamnya. Mereka merawatnya," ujar Karen.

"Pada hari mereka mematikan mesin, staf mengambil telepon dan kami masing-masing diberi kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal," kata Karen.

Lindsay, seperti dikatakan Karen, memiliki kondisi tiroid dan asma. Ibu tiga anak tersebut telah menjalani karantina mandiri setelah diketahui mengalami gejala Covid-19.

Pada 22 Maret, Lindsay mulai merasa kondisinya tidak enak. Dia dilarikan ke Rumah Sakit Umum Fairfield di Bury. Tiga hari kemudian, dia diberikan obat penenang dan dibawa ke ruang ICU Rumah Sakit Royal Oldham sebelum akhirnya meninggal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI