Suara.com - Musa Nordin, dokter asal Malaysia, mengaku merasa risau dengan Indonesia di tengah pandemi corona alias Covid-19. Dia menyebut Indonesia sebagai bom waktu yang bisa memengaruhi penyebaran corona di Negeri Jiran.
"Saya risau ni Indonesia, Indonesia is a kind bomb. We just do't know again," kata Nordin dalam sebuah wawancara dengan Astro Awani, sebuah saluran televisi Malaysia yang diunggah melalui akun YouTube seperti dikutip Suara.com, Selasa (7/4/2020).
Menurut Konsultan Spesialis Pediatri dan Pengobatan Rumah Sakit KPJ Damansara ini, salah satu cara mengurangi dan menangani covid-19 di Malaysia yakni mengatur ketat masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Nordin menyarankan agar pemerintah Malaysia mengontrol perbatasan. Jika tidak, menurut dia, bakal ada kasus besar Covid-19 terjadi di Malaysia.
Baca Juga: Dokter di Malaysia Sebut Corona di Indonesia 'Bom Waktu' dan 6 Berita Lain
Kepada presenter acara Agenda Awani Nazri Kahar, dia mengatakan, "Saya sarankan pada MKN (Majlis Keamanan Nasional), kita harus mengontrol perbatasan kita. Kalau tidak, akan ada kasus besar Covid-19 terjadi. Wallahua'lam."
Pun Nordin menyebutkan beberapa langkah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 d Malaysia. Salah satunya: pemerintah Malaysia harus memberi contoh yang tepat kepada masyarakat.
Menurut Nordin, sikap pemerintah dinilai terlampau santai. Alhasil, hal tersebut bisa berpengaruh pada kepercayaan publik.
"Kalian bisa tunjukkan teladan. Itu penting, MKN harus memberi contoh, semua menteri harus kasih contoh yang baik. Kalau tidak kita akan gagal, kita telah gagal dari tingkat atas," kritik Nordin.
Ia menambahkan bahwa me-lockdown seratus persen seluruh negara bisa menjadi salah satu cara yang akan berdampak untuk pemutusan mata rantai Covid-19.
Baca Juga: Dokter Malaysia: Kasus Corona di Indonesia adalah Bom Waktu untuk Malaysia
Selain itu, Nordin juga menyarankan agar semua orang yang datang dari luar negeri sepeti London, Italia, Iran, harus ditempatkan di ruang isolasi khusus dan tidak boleh bertemu dengan keluarga dahulu.
"Cina sudah menunjukkan bahwa isolasi dengan keluarga adalah sebuah kegagalan. Korea juga menunjukkan kegagalan isolasi itu. Amerika juga melakukan hal yang sama. Satu keluarga tujuh anggota, ayah pulang tularkan pada isteri, anak laki-laki, dan anak perempuan," jelas Nordin.