Menolak Tak Berarti Antipati
Perwakilan penghuni apartemen dan warga sekitar Lippo Plaza Mampang melayangkan surat penolakan kepada pihak manajemen. Penolakan ini, menurut Arief dan ALyssa, bukan berarti para penghuni tak empati terhadap perjuangan melawan corona.
"Kami tidak setuju, karena Lippo Plaza Mampang bukan hanya mall seperti yang diberitakan oleh banyak media, tapi ada penghuni yang tinggal di sini, termasuk lansia dan anak-anak," tutur Arief.
Sebagai langkah perlawanan terakhir, para penghuni membentangkan spanduk supaya pihak-pihak terkait bisa menimbang ulang keberadaan rumah sakit COVID-19 di area apartemen mereka.
Baca Juga: Sehari, Pasien Positif Covid-19 Kota Bandung Melonjak Hampir 2 Kali Lipat
Permukiman Jadi Pertimbangan
Berbeda dengan RS Siloam yang menempel dengan permukiman, salah satu alasan pemerintah mendirikan rumah sakit darurat di Pulau Galang adalah karena lokasinya jauh dari permukiman.
Selain rumah sakit darurat di Pulau Galang, pangkalan militer di Natuna yang memiliki fasilitas rumah sakit dipilih sebagai tempat observasi karantina WNI dari Wuhan, China.
Pulau Sebaru di Kepulauan Seribu juga jadi lokasi karantina kru kapal pesiar DIamond Princess dan World Dream. Alasan pemilihan Natuna dan Pulau Sebaru karena lokasinya jauh dari permukiman.
Sementara itu, RS darurat corona Wisma Atlet Kemayoran berjarak 500 meter dari Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok.
Baca Juga: Perusahaan Korea Kasih 50.000 Alat Tes PCR Corona ke Indonesia