Sukarman Tewas Setelah Petir Menyambar saat Tidur Sambil Ngecas HP

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 06 April 2020 | 14:47 WIB
Sukarman Tewas Setelah Petir Menyambar saat Tidur Sambil Ngecas HP
Ilustrasi petir (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sukarman Ginting warga Dusun I, Desa Sei Musam Kendit, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mendadak meninggal sesaat setelah petir menyambar di dekat rumahnya.

Informasi yang terhimpun, lelaki berusia 45 tahun yang berprofesi sebagai pedagang keliling itu terlelap tidur pukul 20.00 WIB pada Minggu (5/4).

Namun sebelumnya sempat menerima telepon dari pelanggan yang memesan order barang untuk dibawa keesokan harinya.

Saat itu hujan turun dan listrik padam, setelah menyala tiba-tiba terdengar gemuruh dibarengi petir di sekitar Desa sekira pukul 23.00 WIB.

Baca Juga: Ngecas Sambil Main HP Pakai Headset, Warga Bantul Tersambar Petir di Kamar

Korban tersentak kaget dan merasa sesak nafas tanpa sadar. Warga sempat memberi pertolongan dengan menimbun/mengubur sebagian tubuh korban dengan tanah di luar rumah. Namun tak berapa lama korban menghembuskan nafas terakhir.

Kepala Desa Sei Musam Kendit, Awaluddin, membenarkan hal itu. Dari tempat korban beristirahat, katanya, ditemukan dua charger ponsel dalam posisi tersambung ke colokan listrik.

“Leher korban sebelah kanan arah ke dada terlihat menghitam, terkesan seperti terkena sumber panas/api,” ujar Awaluddin kepada Kabarmedan.com—jaringan Suara.com, Senin (6/4/2020).

Terpisah, Kapolsek Bahorok Iptu Sutrisno ketika dikonfirmasi mengatakan, korban diduga kesetrum arus listrik dari pengisi daya ponsel yang terhubung ke tempat tidur korban. Tempat tidurnya sendiri terbuat dari besi.

“Kontak listrik di rumah korban hingga saat ini belum bisa dinyalakan, jadi kerusakan alat elektronik di rumah korban belum diketahui,” kata dia.

Baca Juga: Jalur Transmisi Diduga Tersambar Petir, Listrik di Kalsel dan Kalteng Padam

Menurut kapolsek, pihak keluarga korban tidak bersedia untuk dilakukan visum. Korban meninggalkan 2 orang anak dan seorang istri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI