Suara.com - Sebuah video yang menunjukkan sejumlah warga memilih menggunakan taksi online untuk mengangkut jenazah keluarganya beredar di media sosial.
Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Minggu 5 April 2020 sekira pukul 14.00 WITA.
Warga tersebut diketahui hendak mengangkut seorang keluarganya yang meninggal dunia untuk pulang dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
Seperti dilansir dari Makassarterkini.id--jaringan Suara.com, keluarga mayat tersebut menolak menggunakan mobil jenazah lantaran mengetahui mobil jenazah tersebut pernah dipakai untuk mengangkut pasien suspect virus Corona (COVID-19) dari Rumah Sakit Islam (RSI) Faisal Makassar.
Baca Juga: Ditangkap Warga Masih Lemas, Wanita Muda Buang Bayi di Atas Loteng
Mereka sempat marah lantaran meminta jenazah keluarganya diantar menggunakan kendaraan ambulance (IGD) yang fungsinya untuk kendaraan rujukan. Namun, pihak RS tidak membolehkan, karena kendaraan IGD rujukan tidak boleh digunakan untuk angkut mayat dan cuma berfungsi mengangkut pasien rujukan.
Karena tidak dibolehkan, keluarga kesal dan memesan kendaraan taksi online Grab untuk membawa mayat keluarganya pulang.
Pihak IGD RSUD Syekh Yusuf menyampaikan kronologis kejadian tersebut. Saat itu, pasien sakit diantar sejumlah keluarganya ke RSUD Syekh Yusuf sekitar pukul 13.30 Wita, Minggu 5 April 2020.
Namun belum sempat ditangani tim medis di IGD RSUD Syekh Yusuf, warga asal Jl Pallantikang itu, telah meninggal dunia. Sehingga pihak keluarganya pun sepakat membawa pulang dan meminta difasilitasi mobil ambulans.
Saat itu, kendaraan jenazah yang tersedia cuma satu, yakni kendaraan yang pernah dipakai mengangkut pasien covid-19. Satu mobil lainnya sedang dipakai mengangkut jenazah ke Malino.
Baca Juga: Tolak Seruan Anies Pakai Masker, Warga: Corona Urusan yang di Atas!
“Namun saat ditawari mobil jenazah bekas pakai mayat covid-19, pihak keluarga mayat asal Pallantikang, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Gowa menolak mentah-mentah,” demikian klarifikasi RSUD Syekh Yusuf.
Kepala IGD, H Badollahi mengaku sudah meminta keluarga untuk menggunakan mobil jenazah yang tersedia di rumah sakit meski sudah dipakai angkut pasien covid-19. Hal itu karena mobil jenazah tersebut sudah dijamin steril dan sudah dibersihkan dengan disinfektan.
“Ditawari mobil jenazah bekas pakai jenazah COVID-19, pihak keluarga mayat tersebut menolak dan ngamuk. Mereka menolak keras. Keluarga mayat hanya mau menggunakan ambulans yang sementara terparkir di halaman IGD yang fungsinya adalah mobil rujukan tersebut," katanya.
"Karena merasa tidak dilayani baik, akhirnya keluarga pasien marah- marah dan memesan mobil grab untuk membawa mayat keluarganya pulang."