Kisah Perawat Mayat di Tengah Corona: Batal Pensiun hingga Kehilangan Kawan

Minggu, 05 April 2020 | 20:41 WIB
Kisah Perawat Mayat di Tengah Corona: Batal Pensiun hingga Kehilangan Kawan
ILUSTRASI - Petugas menurunkan peti jenazah pasien suspect Corona dengan menggunakan tali tambang di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis (26/3). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kekhawatiran sedang membayangi benak Rajiman Sormin. Ia khawatir akan dipanggil bekerja lagi.

Saat orang-orang khawatir akan kehilangan pekerjaannya, Sormin justru sebaliknya. Dia bukannya takut, dia hanya khawatir.

Virus corona mungkin akan membuatnya kembali bekerja sebagai perawat mayat di Rumah Sakit Umum Adam Malik, Medan.

Padahal, Sormin telah resmi pensiun pada 1 April lalu setelah 12 tahun bekerja sebagai perawat mayat di RSU tersebut.

Baca Juga: Tetap Jualan Kala Wabah, Nenek Usia 88 Tahun: Nyuwun Slamet Maring Gusti

Dua belas tahun sudah dia mendedikasikan hidupnya untuk mencuci, membalsem, dan mendandani orang mati.

Mulanya, Sormin berencana untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarganya. Tapi mungkin rencana itu akan berantakan.

"Jika saya diminta untuk kembali, saya akan kembali," kata Sormin kepada Al Jazeera.

Dia memperkirakan akan dipanggil bekerja lagi mengingat jumlah korban virus corona di Indonesia terus meningkat.

"Jika dokter membutuhkanku, aku akan membantu mereka. Jika aku mati, aku akan mati. Tuhan akan memutuskan. Mengapa harus takut?" kisah Sormin.

Baca Juga: Bos Suzuki: Tak Ada Tempat untuk Valentino Rossi

Tentu saja, tugasnya kini tak seperti biasanya. Ada cara khusus untuk merawat jenazah corona yang mungkin sangat berisiko baginya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI