Thailand Lockdown, PSK Terpaksa Mangkal di Jalanan karena Kelaparan

Minggu, 05 April 2020 | 20:11 WIB
Thailand Lockdown, PSK Terpaksa Mangkal di Jalanan karena Kelaparan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Thailand telah resmi melakukan lockdown dan menutup sejumlah tempat hiburan.

Penutupan tersebut membuat para pekerja seks komersial (PSK) di Thailand turun ke jalanan untuk menjajakan diri.

Distrik lampu merah dari Bangkok menuju Pattaya yang dipenuhi klub malam dan panti pijat telah ditutup. Para wisatawan dilarang masuk ke negara itu sehingga kawasan tersebut menjadi sepi.

Akibatnya, sekitar 300 ribu PSK kehilangan pekerjaan. Bertujuan ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka nekat turun ke jalan untuk mencari pelanggan.

Baca Juga: Menkes dan Gugus Tugas Covid Butuh Waktu Dua Hari Putuskan PSBB di Daerah

Salah seorang PSK transgender bernama Pim mengakui ia takut dengan penyebaran virus corona baru Covid-19 yang begitu cepat.

Namun, ia tak punya pilihan lain untuk menyambung hidupnya selain turun ke jalan mencari pelanggan.

"Saya takut virus tapi saya perlu mencari pelanggan untuk membayar kamar dan membeli makanan," kata Pim dialihbahasakan dari AFP, Minggu (5/4/2020).

Saat pandemi corona berlangsung dan pemerintah melakukan lockdown, sebagian besar PSK hanya bisa berdiam diri di rumah menunggu krisis.

Ia mengaku sudah 10 hari ia tak mendapatkan pelanggan, sementara tagihannya terus menumpuk.

Baca Juga: Sidang Isbat Puasa Ramadan 1441 H Dilakukan Jarak Jauh

Rekan Pim, Alice yang juga PSK transgender mengaku dipaksa pindah dari bar go-go ke jalanan. Semenjak tempat hiburan berhenti beroperasi, penghasilannya juga ikut berhenti.

"Dulu aku menghasilkan uang yang layak, terkadang 300 sampai 600 dolar AS per minggu. Kami melakukan ini karena kami miskin. Jika kami tidak membayar penginapan, kami akan diusir," tuturnya.

Pemerintah berencana menyediakan 5.000 bahr atau sekitar 150 dolar AS untuk jutaan pengangguran akibat corona.

Namun, para PSK khawatir mereka tidak termasuk dalam daftar pengangguran yang ditanggung pemerintah itu.

Tim advokasi untuk pekerja seks The Empower Foundation mengatakan perusahaan hiburan mampu menghasilkan sekitar 6,4 miliar dolar per tahun.

Paling banyak dihasilkan dari mereka yang menjual seks dalam berbagai bentuk.

Dalam hal ini, wanita yang paling menderita akibat virus corona. Banyak dari mereka adalah seorang ibu dan tulang punggung keluarga, mereka terpaksa menjadi PSK karena minimnya peluang kerja hingga upah lulusan rendah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI