Suara.com - Sejumlah negara di dunia mengeluh masker pesanan mereka raib di tengah atau diborong oleh pembeli lain dengan harga lebih mahal ketika wabah Covid-19 sedang merajalela.
Kebutuhan masker di dunia memang sedang tinggi-tingginya, demikian juga dengan alat medis lainnya. Tak heran jika banyak negara di dunia mengerahkan segala senjata, mulai dari uang sampai kekuatan intelijen untuk mendapatkan barang-barang tersebut.
Salah satu korban dalam persaingan ini adalah Prancis. Dua orang pejabat negara itu, kepada The Guardian bercerita bagaimanan pesanan masker mereka dirampas oleh Amerika Serikat.
Pembajakan di bandara Shanghai
Baca Juga: Nggak Punya Hati! 4 PNS Cilegon Curi Ratusan Boks Masker di Gudang Dinkes
Jean Rottner, dokter dan presiden dewan wilayah Grand Est, Prancis, bercerita bahwa masker pesanan mereka sudah tersedia di bandara Shanghai dan siap diterbangkan ke Prancis ketika beberapa pejabat AS muncul kemudian menawar dengan harga tiga kali lipat.
Sebagian dari jutaan lembar masker itu akan ditujukan ke Grand Est, salah satu area di Prancis yang paling parah didera Covid-19.
"Di landasan pacu mereka tiba, mengeluarkan uang ... jadi kami benar-benar harus bertarung," kata Rottner seperti dilansir The Guardian, Jumat (3/4/2020).
Rottner enggan mengungkap asal para pemborong masker itu atau ke mana jutaan masker itu kemudian dilarikan. Tetapi seorang pejabat Prancis lainnya mengatakan orang-orang itu adalah suruhan Pemerintah Donald Trump.
"Ada negara lain yang membayar tiga kali lebih mahal di atas landasan pacu," kata Renaud Muselier, pejabat dari Provence-Alpes-Côte d’Azur, Prancis.
Baca Juga: Tawarkan Masker Gratis, PM Jepang Shinzo Abe Dicemooh Rakyatnya
Tetapi klaim itu dibantah oleh AS. Seorang pejabat AS kepada The Guardian mengatakan bahwa negaranya "tidak pernah membeli masker yang akan dikirim dari China ke Prancis. Laporan soal itu adalah salah sepenuhnya."
Laporan serupa juga terdengar di Kanada dan Perdana Menteri Justin Trudeau sudah memerintahkan jajarannya untuk memeriksa ke lapangan.
"Kita harus memastikan bahwa peralatan yang hendak dikirim ke Kanada harus sampai dan tidak berpindah dai Kanada," kata Trudeau pada Kamis (2/4/2020).
Sementara para pejabat Brasil hanya bisa mengeluh dan meminta rakyatnya membuat masker sendiri saat pesanan mereka diborong juga oleh AS.
"Hari ini AS mengirim 23 pesawat kargo terbesar mereka ke China untuk mengambil material yang mereka beli. Banyak pesanan kita yang kemudian gagal dikirim," kata Menteri Kesehatan Brasil, Luiz Henrique Mandetta dalam jumpa pers Rabu (1/4/2020).
Larangan ekspor ala Turki
Jika AS membajak dan memborong masker untuk negara lain di China, negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman serta Rusia telah membatasi ekspor masker dan alat medis lainnya, termasuk hazmat suit yang dikenakan tenaga medis di rumah sakit.
Tetapi langkah yang diambil Turki lebih ekstrem lagi. Tidak hanya melarang ekspor, Turki juga memaksa pabrik untuk menjual masker hanya ke kementerian kesehatan. Jika tidak, negara akan menyita pabrik. Tetapi yang paling parah, Turki menyita masker-masker yang sudah dibeli negara lain.
Media-media di Belgia dan Italia baru-baru ini melaporkan bahwa pesanan masker dari Turki untuk dua negara itu tak pernah sampai. Setelah Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte menelepon Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan baru masker-masker itu dilepas oleh Ankara - itu pun setelah dua pekan.
Belgia tak seberuntung Italia. Sampai saat ini pesanan masker dari Turki yang telah dibayar belum juga dikirim.
Italia juga bermasalah dengan Republik Cek. Masker pesanan Italia dari China yang juga disita oleh pemerintah Republik Cek dengan alasan anti-penggelapan.
Belakangan Menteri Luar Negeri Cek, Tomas Petricek mengatakan pihaknya sudah mengirim 110.000 masker ke Roma sebagai kompensasi.
Yang sama terjadi di Kenya. Di negara itu sekitar 6 juta lembar masker yang dalam perjalanan ke Jerman menghilang secara misterius
Mossad cari test kit Covid-19
Selain masker, obat-obatan dan test kit juga jadi incaran banyak negara. India, misalnya, telah melarang ekspor hidroklorokuin setelah Trump mengklaim bahwa obat malaria itu bisa mengobati Covid-19.
Sementara badan intelijen Israel, Mossad dikerahkan untuk membeli ratusan ribu test kit Covid-19, meski misi itu tak sepenuhnya berhasil. Diduga Mossad memperoleh alat itu dari negara yang tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Masker dan perlengkapan medis bukan satu-satunya yang kini ramai diburu atau dikendalikan. Bahan makanan juga kini mulai ditimbun oleh segelintir negara, meski sebenarnya Covid-19 belum mengancam sektor pangan.
Kazakhstan, salah satu produsen terigu terbesar, kini melarang ekspor tepung itu dan langka ini juga ditiru Vietnam, yang mulai menghentikan ekspor beras. Serbia melarang ekspor bunga matahari.