Suara.com - Pemerintah India menutup sejumlah tempat yang terafiliasi dengan kelompok Islam, Jamaat Tabligh pada Selasa (31/3/2020).
Organisasi muslim yang telah berusia lebih dari 100 tahun itu diduga menjadi klaster pertama penyebaran virus corona di India.
Jamaat Tablighi adalah organisasi muslim Deobandi Sunni yang telah memiliki puluhan ribu pengikut dari seluruh penjuru dunia. Setiap tahun, puluhan ribu orang menghadiri acara tahunan mereka.
Terakhir, pada bulan Maret lalu kelompok tersebut melangsungkan acara besar yang diikuti oleh separuh penduduk muslim India. Akibatnya, ratusan orang yang ikut dalam acara itu dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Berdiri Sejak 1926, Tablighi Jamaat Dituding Jadi Biang Corona di India
Mengutip Washington Post, lebih dari 400 kasus corona di India terhubung dengan acara tersebut. Dari total kasus itu, 10 orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Pemerintah langsung menyegel markas Jamaat Tablighi yang berada di dekat kuil bersejarah di ibukota India.
Saat penyegelan, petugas mendapati ratusan pengikut masih berjejalan di dalam gedung seolah aturan lockdown tak berlaku.
"Rasanya aturan jaga jarak dan protokol karantina tidak diterapkan di sini," kata seorang petugas dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Straits Times.
Pemerintah lantas mendatangkan sejumlah bus untuk mengangkut mereka menuju pusat karantina.
Baca Juga: Setelah India, Suzuki Ignis Facelift Siap Mendarat di Indonesia?
"Para administrator telah melakukan pelanggaran dan beberapa kasus pasien positif corona juga ditemukan di sini. Kelalaian seperti ini menyebabkan banyak nyawa terancam. Ini namanya tindakan kriminal," lanjutnya.