Suara.com - Anggota Komisi IX DPR Saleh Daulay menilai penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) belum efektif dilakukan lantaran tidak ada ketegasan dari pemerintah.
Ia meminta agar ke depannya pemerintag dapat menegaskan penerapan PSBB. Mengingat, berdasarkan data kajian Badan Intelijen Negara (BIN) kasus positit virus corona Covid-19 bakal terus meningkat hingga mencapai 100 ribu lebih kasus pada hingga akhir Juli.
"Ini kan ada PSBB. Kelihatannya belum sungguh-sungguh dilaksanakan. Orang-orang masih banyak yang lalu lalang di luar rumah. Padahal, pemerintah di banyak kesempatan sudah meminta masyarakat supaya tetap ada di rumah. Kalau ini tidak ditegasin dan diketatin, ini dikhawatirkan tidak efektif memutus mata rantai penyebaran virus corona," kata Saleh kepada wartawan, Jumat (3/4/2020).
Ia juga menyayangkan ketidaktegasan pemerintah dalam membuat kebijakan terkait mudik. Pemerintah diketahui hingga kini tidak melarang orang untuk mudik, walau nantinya pemudik yang nekat pulang kamlung harus melalui proses isolasi mandiri selama dua pekan.
Baca Juga: Gawat! Setnov, SDA, Oce Kaligis dan Koruptor Lain Bisa Bebas karena Corona
Menurutnya, ketidaktegasan kebijakan tersebut membuat orang masih berupaya kembali ke kampung halaman meski angkutan umum telah dilakukan pembatasan. Nantinya, bukan tidak mungkin pemudik membawa dan menularkan Covid-19 di kampung halamannya masing-masing.
"Meskipun, katanya, akan diisolasi mandiri dulu nanti di kampung, saya yakin tetap tidak efektif. Sebab, ketua gugus tugas sendiri yang menyatakan ada banyak kasus yang positif bagi OTG (orang tanpa gejala). Kelihatannya sehat, dia merasa sehat, tetapi sebetulnya dia sakit. Ini yang bahaya. Karena itu, pemerintah harus tegas soal mudik ini. Dengan segala keterbatasan yang ada, tahun ini mudik semestinya dilarang," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan perkiraan pandemi virus Corona (COVID-19) hingga Juli 2020.
Berdasarkan hasil kajian Badan Intelijen Negara (BIN), kata dia, estimasi jumlah kasus pasien positif Covid-19 hingga akhir Juli bisa mencapai angka 106.278 kasus.
Hal itu disampaikan Doni dalam rapat virtual dengan Komisi IX DPR, Kamis (2/4/2020).
Baca Juga: Imbas Penyebaran Virus Corona, PBSI Izinkan Atlet Pulang ke Rumah
Menurut dia, hasil kajian tersebut akurat. Dalam slide presentasi yang dipaparkannya, tertulis akurasi prediksi jumlah kasus pada Mei mencapai 99 persen.
Dalam kajian BIN sebelumnya, memperkirakan akan ada 1.577 kasus Covid-19 pada akhir Maret. Namun, kenyataan di lapangan terdapat 1.528 orang. Prediksi dari hasil kajian BIN itu hanya memiliki selisih 49 kasus.
"Estimasi jumlah kasus di akhir Maret adalah 1.577 dan ini akurat," kata Doni.
Kemudian untuk kasus Covid-19 pada awal hingga akhir April diperkirakan sebanyak 27.307 orang. Kasus tersebut mengalami lonjakan drastis pada akhir Maret yang diprediksi mencapai 95.451 orang.
Sementara itu untuk prediksi pada akhir Juni dan akhir Juli masing-masing diestimasi sebanyak 105.765 orang dan 106.287.
Dalam paparan yang disampaikan Doni, tertulis bahwa terdapat 50 kabupaten/kota prioritas dari 100 kabupaten yang memiliki tingkat risiko tinggi dengan 49 persen di antaranya berada di Pulau