Berikut ini penjelasan WHO yang dialihbahasakan dari situs resminya www.who.int, Kamis (2/4/2020).
"Virus COVID-19 dapat ditularkan di daerah dengan iklim panas dan lembab".
"Dari bukti sejauh ini, virus COVID-19 dapat ditularkan di SEMUA AREA, termasuk daerah dengan cuaca panas dan lembab. Apa pun iklimnya, lakukan tindakan perlindungan jika Anda tinggal di, atau bepergian ke area yang melaporkan COVID-19. Cara terbaik untuk melindungi diri dari COVID-19 adalah dengan sering membersihkan tangan. Dengan melakukan ini, Anda menghilangkan virus yang mungkin ada di tangan Anda dan menghindari infeksi yang dapat terjadi saat menyentuh mata, mulut, dan hidung Anda."
Selain itu, WHO juga menegaskan bahwa Covid-19 juga telah menginfeksi orang-orang di negara dengan cuaca yang panas. Sehingga berjemur di bawah sinar matahari tidak langsung mencegah virus corona.
Baca Juga: NASA Seleksi Lebih dari 12.000 Calon Astronot untuk Misi ke Bulan dan Mars
"Memaparkan diri Anda di bawah sinar matahari atau ke suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C tidak mencegah penyakit coronavirus (Covid-19)".
"Anda dapat menggunakan Covid-19, tidak peduli seberapa cerah atau panas cuacanya. Negara-negara dengan cuaca panas telah melaporkan kasus COVID-19. Untuk melindungi diri Anda, pastikan Anda sering membersihkan tangan dan teliti serta menghindari menyentuh mata, mulut, dan hidung Anda," dikutip dari situs resmi WHO.
Sementara itu, Luhut pun tidak menjelaskan secara rinci tentang pemodelan yang disebutkan olehnya sehingga memberikan pernyataan seperti itu.
Kesimpulan
Jadi, klaim bahwa Covid-19 tidak kuat terhadap panas Indonesia seperti diklaim Luhut Binsar Pandjaitan adalah tidak benar.
Baca Juga: Kemnaker Minta Korban PHK Dalam Penyemprotan Desinfektan di Pulogadung
Referensi