Pakar: Indonesia Telat, Seperempat Juta Warga Bisa Meninggal Akhir April

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 02 April 2020 | 13:26 WIB
Pakar: Indonesia Telat, Seperempat Juta Warga Bisa Meninggal Akhir April
Ilustrasi - Prosesi pemakaman pasien meninggal COVID-19. (Twitter/@TRCBPBDDIY)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Presiden Jokowi mempromosikan minum jamu, minuman herbal tradisional yang dipercaya memiliki khasiat obat.

Menkes Terawan sudah banyak menghadapi serangkaian kritik, bahkan desakan untuk mengundurkan diri, karena dinilai tidak memiliki kemapuan manajemen krisis.

Presiden Jokowi pun sebelumnya mengakui pihak berwenang menahan informasi dari publik untuk "menghindari kepanikan".

Organisasi Kesehatan Dunia WHO secara terbuka mendesak Indonesia untuk berhenti menyemprotkan desinfektan langsung ke tubuh orang.

Baca Juga: Tekan Penyebaran Virus Corona, Servis Truk Bisa Digarap di Rumah

Perwakilan WHO di Indonesia Navaratnasamy Paranietharan mengatakan praktik itu tidak membantu dan malah bisa berbahaya bagi kesehatan, terutama, kulit, mata dan mulut.

Pekan ini WHO juga mengumumkan Indonesia telah menjadi anggota 'Solidarity Trial', sebuah inisiatif WHO global untuk menguji vaksin di berbagai negara.

Langkah pemerintah daerah

Seperti di Australia, pemerintah daerah di Indonesia telah menerapkan langkah-langkah pencegahan yang lebih keras daripada Pemerintah pusat.

Pemerintah provinsi Bali misalnya telah menyatakan keadaan darurat di mana semua orang yang memasuki pulau itu, termasuk orang Indonesia, terpaksa melakukan karantina sendiri selama dua minggu.

Baca Juga: Rusia Uji Coba Vaksin Penangkal Virus Corona

Bulan lalu, Bupati Tegal di Jawa Tengah mengumumkan menutup kotanya untuk mencegah penyebaran COVID-19, termasuk dengan membangun penghalang beton di jalan-jalan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI