Pakar: Indonesia Telat, Seperempat Juta Warga Bisa Meninggal Akhir April

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 02 April 2020 | 13:26 WIB
Pakar: Indonesia Telat, Seperempat Juta Warga Bisa Meninggal Akhir April
Ilustrasi - Prosesi pemakaman pasien meninggal COVID-19. (Twitter/@TRCBPBDDIY)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pemerintah juga sedang membangun rumah sakit di Pulau Galang, yang dikhususkan untuk merawat pasien COVID-19.

Selain itu, pihak berwenang akan membebaskan sekitar 30.000 napi untuk menghindari penyebaran virus di dalam penjara yang penuh sesak.

Jumlah tersebut mencakup sekitar 11 persen dari populasi narapidana, menurut Institute for Criminal Justice Reform di Jakarta, yang menyambut baik langkah tersebut.

Tapi menurut Yanuar Nugroho, akademisi yang juga mantan staf KSP, ketidakpatuhan warga dalam menerapkan pembatasan jarak fisik dapat dikaitkan dengan respons lambat Pemerintah Indonesia terhadap pandemi sejak dini.

Baca Juga: Tekan Penyebaran Virus Corona, Servis Truk Bisa Digarap di Rumah

"Ketika negara-negara lain sudah mengeluarkan tanda merah untuk menangani COVID-19, Pemerintah kita tampaknya tidak serius," katanya kepada ABC.

"Kemampuan Pemerintah dalam menangani krisis ini benar-benar dipertanyakan," ujar Yanuar.

Pemerintahan Jokowi tampaknya memprioritaskan ekonomi daripada keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Indonesia baru melaporkan kasus COVID-19 pertamanya pada 2 Maret lalu.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, seorang penganut agama Kristen yang taat, mengaitkan kurangnya kasus corona saat itu dengan kecenderungan warga yang berdoa.

Baca Juga: Rusia Uji Coba Vaksin Penangkal Virus Corona

Sementara Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyarankan orang dapat menghindari coronavirus dengan makan tauge dan brokoli, yang kaya akan vitamin E.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI