Dari segi interaksi sosial, pembatasan yang diberlakukan pemerintah Prancis hingga 15 April mendatang---dan ada kemungkinan diperpanjang---jelas mengubah wajah negara ini.
Jalan-jalan sepi, sekolah dan kampus ditutup dan beralih ke metode daring, warganya disarankan bekerja dari rumah, jam buka toko-toko menjadi lebih pendek.
“Selama lockdown jelas jadi tidak bisa ketemu teman dan saya mengurangi interaksi dengan mertua yang tinggal dekat rumah. Sebelumnya kami sering makan malam bareng, sekarang tidak lagi,” kata Cinantyan Prapatti, seorang WNI yang tinggal di Nantes, Prancis.
Cinan, yang menikah dengan warga lokal, bahkan sempat menyaksikan kondisi panic buying saat orang-orang membeli kebutuhan dalam jumlah yang banyak hingga stok sabun batang dan tisu toilet habis di pasaran.
Baca Juga: Darurat Corona, DKI Terima Bantuan Pakaian Dalam Medis Wanita
Ia juga prihatin karena petugas kasir di supermarket harus bekerja dengan perlindungan yang minimum, tanpa masker, karena tidak ada standar resmi bagaimana pengelola supermarket harus menyediakan perlindungan bagi para pegawainya yang notabene berinteraksi dengan banyak pelanggan.
“Saya sehari-hari sebetulnya low risk banget, sejak sebelum wabah COVID-19 juga jarang keluar rumah. Tetapi sekarang jujur tiap keluar jadi paranoid dan insecure. Habis belanja langsung pakai hand sanitizer, sampe rumah cuci tangan, ponsel, kartu kredit didisinfektan, barang-barang yang dibeli juga dibersihkan,” ujar Cinan.
Namun, di tengah kewaspadaan yang terus dibangun untuk mencegah penularan virus, rasa solidaritas antarmasyarakat di Prancis masih senantiasa dipupuk.
Tidak jarang, Cinan membantu tetangganya yang lansia yang sama sekali tidak bisa keluar rumah karena kondisi fisik yang lebih rentan tertular.
“Saya masih bisa keluar rumah untuk olahraga, jadi masih bisa lari asal sendirian, tidak lebih dari satu jam dan dalam radius 1 kilometer dari tempat tinggal. Saya beberapa kali ikut membantu tetangga lansia untuk membawa anjingnya jalan-jalan di luar,” kata Cinan.
Baca Juga: Menlu Retno Ajak 8 Negara Tetap Jalani Perdagangan saat Wabah Corona
Semangat solidaritas yang sama juga ditunjukkan warga Zurich, yang tidak segan membantu kerabat atau tetangga yang lanjut usia untuk membelanjakan kebutuhan sehari-hari dan mengantar ke tempat tinggal mereka.