Pemerintah Klaim Distribusikan 475.200 Alat Rapid Test ke Seluruh Provinsi

Rabu, 01 April 2020 | 18:29 WIB
Pemerintah Klaim Distribusikan 475.200 Alat Rapid Test ke Seluruh Provinsi
Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19. (Capture Youtube BNPB Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah disebut telah mendistribusikan ratusan ribu alat rapid test atau uji cepat Covid-19.

Total ada 475.200 alat rapid test yang telah didistribusikan ke seluruh provinsi di Tanah Air.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, alat tersebut langsung didistribusikan ke Dinas Kesehatan di masing-masing provinsi.

Nantinya, alat tersebut akan digunakan ssbagai screaning awal dalam usaha memutus rantai penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Akurasi Rendah, Spanyol Kembalikan Alat Rapid Test Corona dari China

“475.200 kit untuk rapid test telah didistribusikan ke seluruh dinkes provinsi untuk digunakan sebagai screening awal di dalam kaitan penanganan untuk menemukan kasus positif di dalam rangka memutus rantai penularannya,” kata Yurianto dalam keterangan di gedung BNPB, Rabu (1/4/2020).

Yurianto menjelaskan, sebanyak 5 ribu petugas telah disiagakan untuk menelusuri kasus positif Covid-19 di Indonesia. Nantinya, para petugas mencari kontak tracing dengan pasien positif.

“Dari kasus yang kita dapatkan menelusuri kontak dekat yang ada, ini sudah ada lebih dari 5000 petugas kesehatan yang terjun di tengah-tengah masyarakat untuk melangsungkan penyelidikan epidemologi,” sambungnya.

Yurianto menambahkan, sebanyak 6.500 spesimen atau sampel dari seluruh tanah air yang dikirim ke-34 laboratorium.

Spesimen tersebut digunakan untuk menentukan diagnosa dalam pemeriksaan PCR.

Baca Juga: Pemerintah Telah Distribusikan 191 Ribu APD hingga 425 Ribu Alat Rapid Test

“Sudah lebih dari 6500 spesimen/sampel yang dikirimkan ke 34 laboratorium ke seluruh Indonesia yang digunakan untuk menguji dan kemudian digunakan untuk menentukan diagnosa dalam pemeriksaan PCR. Ini akan memakan energi, memakan SDM yang cukup banyak, dan ini akan terus kita lakukan,” papar Yurianto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI