Suara.com - Jumlah korban tewas akibat virus corona di Amerika Serikat telah melampaui angka 4.000, menurut data yang dirilis Rabu (1/4/2020) pagi oleh Universitas Johns Hopkins.
Dilansir dari Kantor Berita Anadolu, Rabu, penghitungan berjalan universitas itu menghitung terdapat 4.076 kematian dan 189.618 kasus saat AS berjuang untuk mengekang wabah.
Tanda baru datang beberapa jam setelah Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa dua minggu ke depan akan menjadi kondisi "sangat menyakitkan" di AS dalam hal kematian akibat virus corona.
Berbicara di Gedung Putih, Presiden Trump mendesak warga Amerika untuk bersiap menghadapi "hari-hari sulit di depan," dua hari setelah mengatakan bahwa menahan kematian COVID-19 AS antara 100.000 hingga 200.000 akan menjadi "pekerjaan yang baik."
Baca Juga: Perdana, Amerika Coba Metode Pengobatan Covid-19 Menggunakan Plasma Darah
"Saya ingin setiap orang Amerika dipersiapkan untuk hari-hari sulit yang terbentang di depan," katanya. "Kami akan melalui dua minggu yang sangat sulit,".
"Ini akan menjadi dua minggu yang sangat, sangat menyakitkan," Trump menekankan.
Selama briefing, Dr. Deborah Birx, dokter yang memimpin tim respon coronavirus novel Gedung Putih, mempresentasikan model untuk jumlah potensial kematian akibat penyakit di AS.
Ini menunjukkan bahwa antara 100.000 dan 240.000 orang dapat mati jika AS mengikuti pedoman sosial dan kesehatan masyarakat.
Sementara tanpa intervensi apa pun, model ini menunjukkan 1,5 hingga 2 juta kematian di negara tersebut.
Baca Juga: Kasus Pertama, Tentara Amerika Meninggal karena Virus Corona
Pada hari Minggu, pemerintahan Trump juga memperluas jarak sosial melalui 30 April untuk mengekang penyebaran virus corona, mengubah pendiriannya membuka kembali negara untuk bisnis pada liburan Paskah pada 12 April.